Biar kususuri lagi jalanan sepi yang dahulu pernah kita lewati.
Menyaksikan dedaun ketapang memerah saga di ujung musim.
Dipermainkan cuaca, berkelindan di batas-batas kerinduan.
Menyaksikan dedaun ketapang memerah saga di ujung musim.
Dipermainkan cuaca, berkelindan di batas-batas kerinduan.
Demi malam yang dengan rusuh telah melongsorkan mimpi-mimpi kita.
Pada masa depan yang terjebak pangkal angan-angan.
Pada rindu menyesak dada, melesakkan pilar cinta yang porak poranda.
Gerimis bergantian menuruni jalanan.
Tempiasnya merembes di matamu.
Adakah luka beluka yang nganga di gurat kecewa kerap bertabur garam berbubuk lara?
Dan untuk apa kita kerap masih memelihara?
Sedang kenangan semakin jauh kita tinggalkan.
Dan kesunyian teramat riuh didengarkan.
Assalamualaikum wr wb.
Sesakit atau seindah apapun kenangan, tetaplah menjadi masa lalu. Ambilah pelajaran yg berharga di setiap kenangan.
LikeLike
@eanreana,
wa alaikum salam.
Ok, sip!
LikeLike
Assalamu'alaikum wr wb
mt pge bund:)
Kenanglah,
Bahwa kau pernah bersamanya,
pada detik yang disebut kemarin,
pada rentang yang dinamai masa lalu.
Jika akhirnya kini menjadi entah,
Sebab, mengenang adalah langkah puisi paling indah dalam mencatat masa depan.
Dan kenanglah,
sepuas kau ingat,
sebab melupakan adalah sia sia…
Salam pena bunda:D
LikeLike
yg namany kenangan pastilah terkenang,
asal jgn larut aja eah, hehee
LikeLike
kenangan membawa drita..jikalau kenangan yg membuat kita laru hanyut disungai banjar sampai kewadah imay,diambil amng ijay…d.julung lawan isay…
Ha ha ha
walau kada nyambung yang panting hadiir dblognya acil nih…
Kunbalnya cil
LikeLike
aduh, jadi inget kenangan manisku kawan 😀
LikeLike