image http://www.empowernetwork.com
Pada radang luka nyeri yang ku rawat seorang diri.
Pada tertatih langkahku mengejar bayang pelangi senja hari,
yang bercermin di permukaan air kali.
Pada doaku yang terputuskan sebelum sempat aku ucapkan di hadapan Tuhan. . .
Adakah kau di situ?
Pada sendiriku yang sunyi.
Pada meditasi hatiku yang melamunkan segugus asa cinta.
Pada kepedihan jiwa seorang wanita pemuja.
Pada rangkaian warna malam yang ditoreh hitam kegelapan.
Adakah kau di sana?
Pada derai kerinduan yang ku tanggungkan sendirian.
Pada keperihan yang memerangkap kenyataan.
Pada cakrawala tanpa lengkung warna
dan pelangi jingga yang berganti abu jelaga.
Meniupkan selaksa aroma duka ke udara.
Hingga menguapkan segenap perasaan cinta yang pernah ada.
Namun pernahkah kau ada di sana?!
Pada dermaga penantianku yang merapuh.
Pada biduk cintaku yang ku dayung menjauh.
Karena ombak memang mesti kembali setelah berderai menyapu pantai.
Ia harus kembali ke laut seorang diri.
Karena senja tenggelam dipeluknya.
Dan kusadari jua. . .
Kau tak pernah ada di sana.
Cuma aku seorang diri menekuri jalanan sunyi yang dihempas sepi.
image fadlymolana.wordpress.com
*
Hadir berkunjung sob 🙂
Ikut meramaikan aja ,, sambil silaturahmi. . .
and Izin Lihat-lihat blognya yo. . .
Ditunggu kunjungan shobat di blog ane. . .
LikeLike
seluruhnya telah kurentangkan
tak ada satu sudut pun yang paling kelam dari diriku yang tak kau selusupi
bahkan tempat yang paling tersembunyi dari diriku telah kausingkap
tetapi mengapa kau masih juga ragu ?
lihatlah ketelanjanganku yang sempurna, haruskah aku menggeliat berulangkali dari tikaman-tikaman aksaramu yang berusaha terus mengulitiku hingga jantungku serasa berhenti
mengapa kau tak pernah lelah merajamku dengan terus menguliti masa laluku
atas nama cinta telah kuserahkan tubuh dan jiwaku padamu
atas nama rindu waktu kubiarkan terhisap seluruhnya oleh nafasmu hingga aku tak dapat lagi meradang
karena tangis pun telah sirna
lalu, apa artinya semua itu bagimu ?
kini aku pasrahkan semua maumu, tapi jangan salahkan aku jika kelak aku membeku dan tak dapat lagi menyebut namamu karena semua sudah terampas olehmu
salam santunku bunda
LikeLike
asli makin mantep aja bahasanya aduh 😀
LikeLike
Assalamu'alaikum,.
wah, puisinya bagus2 sob. gimana ya bisa muncul ide membuat puisi seperti itu? saya mah, sangat belum jago so'al puisi.. 😀
LikeLike
@FenndYst Cyber Blogz,
silakan,
ok, nanti kunbal.
LikeLike
@Taofiqussalam,
terimakasih sdh rela berpanjang kata dlm kolon komentar saya.
Pun sarat makna, tulisan rahasia para pujangga.
😀
LikeLike
@Raka Prasetya Andreas,
kok aduh?
Sakit kah?
🙂
LikeLike
@Syahril,
wa alaikum slm.
ah, biasa aja. Kalo tiba2 pengen nulis ya keluar sendiri kata2x.
Gak pake nunggu jago kalo mau berpuisi.
Thanks kunjungan perdanax.
LikeLike
Assalamualaikum wr wb.
Cuma mau bilang kayanya ada yg salah dg pengaturan waktunya. Diterbitkn tgl 1 agustus 2013 jam 07.10 PM, aku nulis ini aza baru jam 03.59 PM.
LikeLike
pokoknya mantap dahhh.. 😀
LikeLike
@eanreana,
iya, bnr.
Krn ngatur waktux gak mau pas,;-(
LikeLike
Saya terlena….
kata2 anda,mengalir lembut
serius,ini keren.
LikeLike
Ampek tersandung ae bacanya 🙂 like dah
LikeLike
ada banar ulun disini cil.ae… He he…
Kunbalnya cillah
LikeLike