Kita patut bersedih!!
Oleh isi perut bumi yang terkuras.
Yang diperkosa cukong-cukong manusia serakah.
Menghamilinya dan lantas dipaksa melahirkan keturunan batu bara, emas, bijih besi, juga minyak bumi.
Dan di penghujung kesakitannya, ia memuntahkan lumpur jutaan kubik.
Tanda ia telah lelah dan bosan terus berdarah.
Kita pantas menangis!!
Oleh ratusan hektar persawahan yang musnah diterpa longsor dan badai hari kemarin.
Yang serta merta mengubur harapan jutaan rakyat jelata.
Dimana pada tanah yang terkubur itu ada padi penyambung hidup petani.
Ada sayur mayur untuk anak negeri.
Dan ada tengkulak, yang membeli tanamnya sebelum masak.
Kita mesti berduka!!
Oleh tangisan hutan di tengah belantara, dan sisa akar Bakau di tepi pantai.
Yang digerus erosi dan terus dihempas abrasi.
Dimana kayu-kayunya menjadi barang ilegal, kian tak terjangkau dan semakin mahal.
Dan lalu setelahnya kita meratapi tebing-tebing yang runtuh dan jatuh menimpa jalanan.
Membunuh apa saja yang ada di bawahnya.
Kita patut berkabung!!
Karena kelamnya langit mendung dan membanjiri seisi kota dengan air bah, menjadikannya bencana dan musibah.
Untuk setiap sudut jalan hingga ke lorong gang, membuat isi got muntah keluar.
Dengan hitam isinya dan tikus penghuninya lari kocar-kacir menyebar diare dan wabah muntaber.
Membuat kita terus menggaruk, kulit luka yang memburuk.
Kita memang pantas berbelasungkawa!
Karena matinya moral dan kemanusiaan.
Hingga saat tsunami, kita hanya mendata siapa saja yang telah mati.
Tapi menutup mata tak peduli; siapa saja yang masih hidup di tengah bencana saat ini?
Kita mesti berduka cita!
Pada beningnya mata bayi-bayi yang dibuang di selokan pinggir jalan.
Dibunuh tanpa perasaan hingga ditemukan di tempat pembuangan.
Di sanalah mata sejarah dan pelajaran pada praktek yang sesungguhnya saat kita masih riuh belajar menyanyikan Indonesia Raya.
Kita memang menangis!
Oleh kebingungan pada gambar-gambar di tepi jalan, di atas trotoar dan jembatan.
Begitu banyak rupa dan berbagai nama, hingga kita tak tahu mesti pilih siapa.
Karena semua kita ketahui sama, adalah boneka dari retorika penguasa.
Dan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya.
Atas matinya iman dan harga diri, juga perasaan hingga hati nurani.
Agar kemiskinan bukan satu-satunya masalah yang harus diperdebatkan pada seminar-seminar yang dihadiri orang-orang bermobil sedan.
Sehingga mereka-mereka yang terpinggirkan tak lagi menjadikan kematian sebagai satu-satunya jalan.
*
Puisi Satire lainnya:
GELIAT PASAR TRADISIONAL
WAJAH WANITA DI NEGERIKU
Gambar: dwiyuni.wordpress.com
huhuhuu bener banget tuh semuanya
LikeLike
akupun berduka dg wajah muram bangsa ini. . Oh ya bgus mbak syairnya. . Ini karya hairil anwar ato siapa ya
LikeLike
cuma hanya bisa menyaksikan dan mengambil hikmah dari semuanya
ma,lum bukan orang bermobil hee
LikeLike
@Dont Touch Me,
ini karya saya yg sy buat thn 2009. Memang selalu ada pengaruh dan trinspirasi dr penulis2 tenar, tp ini orisinil kok.
LikeLike
lisa juga prihatin mbk…:(
LikeLike
miris banget mbak 😦
LikeLike
selamat malam aja buat master. . .
NEW POST
http://rohendi.mywapblog.com/dead-mine-movies.xhtml
LikeLike
Mantap bunda, santun malamku untukmu
LikeLike
bangsa yang mengincar mangsa,,
kunjungan malam sob,
LikeLike
bangsa yang terpuruk.
LikeLike
Ha?artikel qt hampir sama?sangat tdak sngaja?apa kta smakin bfikir sama dngan kndisi ngeri qta?
jawab te,jawaB!!hehe
LikeLike
Ini lah negeri kita tercinta….Apa benar tanah kita tanah syurga tongkat kayu dan batu bisa numbuh jadi tanaman,tanah yang subur,SDA melimpah,tapi Bawang aja mahal dan harus impor,SDA? msh bnyak yg mkan sehari skali,tanpa listrik dan juga tekhologi….Indonesia 🙂
LikeLike
yah beginilah penghuni negriku
yang penguasanya mementingkan diri sendiri
yang kaya memoroti yang miskin
yang miskin menderita di tebing tebing terkena longsor
dibawah jembatan terkena banjir.
😦 mirislah
LikeLike
lapindo oh lapindo 😥
LikeLike
Assalamualaikum wr wb.
Maafkan aku yang hanya bisa bersimpati tanpa bisa berempati. Aku hanya berusaha untuk tak menjadi bagian dari yang membuat negeri ini semakin hancur.
LikeLike
Kunjungan Perdana Gan,, Jangan Lupa Kunbal . .Soalnya Blog Masih Sepi . .
LikeLike
karena pemimpin yang egois, memperkaya diri sendiri…. kudeta!
LikeLike
Akan tambah miris lagi klo kita menambah buruk suasana dg menjelekan bangsa sendiri..
disalah satu acara tv,,pesen batu nisan aja diluar negri harganya 33jete…..
LikeLike
Kunjungan siang ?
nyimak aja
LikeLike
Bingung mw komen apaan, esensi nya kebanyakan…Merdeka aja deh hehehe
LikeLike
miris lihat nya
LikeLike
😥 ga kuat bacanya
LikeLike
ikut terbawa suasana puisinya bund.. 😦
sungguh menyedihkan..
yang paling membuat saya ndak karuan, kenapa di tengah2 banyaknya masalah yang menimpa negeri kita, masih banyak para pemimpin yg menjelma menjadi tikus hitam berdasi???
LikeLike
kunjungan pagi kawan, nice post aj dehh , lo ad waktu mampir ya
LikeLike
follback ya gan
aku masih newbie
LikeLike
indonesia… Negeri besar tak berdaya..
LikeLike
kayaknya rakyat indonesia juga turut andil dengan memilih pemimpin yang ngasih duit bukan memilih pemimpin yang benar benar berjuang…itu sih menurut pendapatku..
LikeLike
Wah keren, satire nya nyangkut semua di post ini,
btw suka ngobok" Wiki juga ya bun:-)
LikeLike
Slmat malam Mba Rusminah, Izin Komentar dsni..
Salam kenal dan silaturahmu mba..
Keren Post nya , Emaang bener alam skrang mulaii udh pada ancur.. Pohon di tebangin, Tanah2 di lobangin buat ngambil hasil alam berlebihan..
LikeLike
Mantap cil ae 😀
LikeLike