Bingung sebenarnya, mau mulai dari mana. Tadi pagi pas mandi dan mencuci tiba-tiba ingin menulis karena rasa marah, kesal, kecewa sekaligus juga sedih, sudah tak tertahan lagi. Pasalnya adalah SUDAH BEBERAPA BULAN INI AIR PDAM TAK LANCAR DAN SEBULAN INI MACET TOTAL. Tak ada setetes air ledeng pun mengalir ke rumah saya.
Maka jadilah para ibu kalang kabut, ditambah lagi musim kemarau, air kali pada kering semua. Jadi, untuk alternatif kami di daerah kecamatan Gambut Kabupaten Banjar provinsi Kal Sel beramai-ramai memasang perangkat sumur bor di area rumah masing-masing.
Lalu, apa solusi air bersih untuk warga selesai?
Kalau untuk minum dan memasak kami bisa beli dari tangki atau tempat penjualan air bersih (tapi jaraknya lumayan jauh), dan digunakan sehemat mungkin. Tapi untuk MCK yang perlu banyak air tak mungkin jika harus beli terus.
Sumur bor ini ukuran dalam nya standar, kira-kira 3-4 pipa atau sekitar 12-16 meter ke dalam tanah, digali dengan menggunakan mesin sedot pompa berbahan bakar solar. Harga untuk jasa pembuatan sumur bor ini berkisar antara 800.000-1 juta rupiah.
Karena daerah saya termasuk tanah rawa lahan gambut yang kadar keasamannya (PH tanah) tinggi, sehingga kwalitas air sumur bor ini masih jauh dari kata layak. Yah. . .meski ada beberapa yang airnya benar-benar bersih sampai bisa dikonsumsi, konon dalamnya harus lebih dari 30 meter mencapai batu Ampar atau batuan biru dan harga untuk jasa pengeborannya bisa lebih 3 juta. Ckckck. . .
Karena mayoritas warga ekonomi menengah ke bawah, maka yang standar dengan dalam 12 -16 meter yang jadi pilihan, cara mengalirkannya dengan memasang mesin pompa air pada pipa saluran sumur tersebut. Dan dari sinilah kisah-kisah miris (saya menyebutnya kisah pilu) ibu-ibu rumah tangga bermula.
Mulai dari air yang berwarna coklat dan berbau karat besi, lumpur dan pasir terus yang keluar berbulan-bulan, berkali-kali pindah area penggalian untuk mendapatkan spot yang kira-kira air tanahnya layak dipakai MCK. Semua itu benar-benar menguras waktu, biaya dan kesabaran, sementara pekerjaan rumah tangga semisal cucian telah menumpuk berhari-hari dan tak bisa ditunda lagi.
Kalau air sumur bor di rumah saya lumayan, airnya jernih dan bau karatnya tidak terlalu tajam. Tapi tunggu beberapa menit sampai satu jam, airnya berubah kekuningan dan di permukaannya seperti ada lapisan minyak (bahasa Banjar: bakalabut).
Di pakai mencuci pakaian jadi kusam, baju putih seragam sekolah jadi kekuningan, di lantai juga membekas seperti noda karat, kuku tangan dan kaki juga tak luput jadi kuning kecoklatan meninggalkan noda karat di tepi kutikula.
Sungguh ironis, di tengah gencarnya pembangunan area komplek-komplek perumahan tidak diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana yang memadai. Pemasangan rekening air baru terus dilakukan tapi kuantitas dan distribusi air kurang diperhatikan sehingga terjadilah ketidaklancaran aliran air PDAM ke rumah-rumah warga sampai akhirnya macet total seperti ini.
Air adalah kebutuhan primer setiap makhluk hidup yang tak bisa diganti, air adalah sumber kehidupan. Sehingga sungguh ironis jika untuk kebutuhan yang paling mendasar dan paling tidak bisa tidak seperti air ini warga harus mengalami kendala yang berlarut-larut dan belum ada perbaikan.
kalo tempat bapak saya, kala gak salah dulu pernah denger kedalamanya 60 meter
LikeLike
Follback donk..
LikeLike
2 tahun yg lalu amang juga pernah tinggal di gambut "kmplk ilham yusup", selama 1/2 tahun
di sana waktu itu pdam belum ada
yang paling tidak bisa amang lupakan, mandi dengan air sumur bor yang sudah di kasih tawas/kaporet
padas mata ujar orang banjar hee
LikeLike
kunbal gan
LikeLike
ade wkt kunbal ya
LikeLike
owh jd gt ya mbk. . Kalau ditempatku tak perlu PDAM, Cukup sumur bor udah bersih
LikeLike
Benar…air kbuthan primer dn sangat mendasar…ada bgus nya ketika bnyak masalah dapat bnyak inspirasi buat nulis,mga sering2 aja…hehe
LikeLike
Santun malamku untukmu bunda
LikeLike
di tempatku msih ada
jng lupa kunbal ya bund
LikeLike
Wah, sayang buat sumur abis berjuta2.. padahal tak lama lagi bakal musim hujan.. ?
LikeLike
kemarau bikin galau . . .hehe
LikeLike
wew kalteng kamarau mbak. Oh ye udah ganti lagi ja neh themanya 😛
LikeLike
untung saja saya punya sumur yang alhamdulillah gak pernah kering
LikeLike
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Salam kenal sista… Ijin saya follow dan ada yang mau saya rundingkan sama sista, jika berkenan, saya tunggu PM nya ya?
LikeLike
Ikut orihatin aja,,
atau mau ngungsi ke jateng mbak..
tepatnya daerah saya soal air gak da matinya…dikota he he he
dari bayi mpe tua gini blm pernah direpotin air..
LikeLike
kalo air yg mcet.dunia berenti.wkwk
LikeLike
waduh ngenes bgt
hadir
mantaaap…..
Ku menanti
LikeLike
ngeri
LikeLike
ku tunggu post barumu
LikeLike
gk aktif kayaknya ni admin
LikeLike
Selamat pg masta , ijin coret2 d blog nya aza sekalian nyimak isi postingan nya 😀
LikeLike
Kunjungan siang sobat..
Follbacknya donk
LikeLike
Sip 😉
LikeLike
menyedihkan
LikeLike