Masih senada dan seirama dengan posting saya terdahulu tentang istri minta bantuan suami. Iya, yang harusnya pasutri ada korelasi dan kerja sama di segala bidang, bukan hanya sama-sama kerja di ranah ranjang.
Jadi, kemarin itu saya bawa anak saya jajan di warung dan beli cemilan beberapa bungkus. Nah, kebetulan si penjual lagi sibuk nyiapin anaknya mau berangkat sekolah, yang tunggu jualan itu suaminya sambil duduk nyantai di teras.
Lalu saat saya nanya harganya berapa, eh malah teriak manggil istrinya. Untung yang saya ambil harga satuannya 5 ratus rupiah, sudah, saya hitung sendiri totalnya 6 ribu.
Saya bayar dengan uang pas saja, untungnya ada, coba kalo gak ada pasti teriak lagi. Tapi cemilan-cemilan itu gak mungkin saya bawa tanpa kantong plastik. Saya pun minta, eh, bukannya mengambilkan atau mencarikan malah teriak lagi manggil istrinya. Ampun deh!
“Mira. . . !! Plastik mana? Ini ada orang belanja!” masih tetap duduk santai dengan kepulan asap rokok mildnya itu.
Sumpah deh, berasa pengen minggat dari sana saking keselnya. Beberapa detik kemudian istrinya keluar masih dengan membawa atasan seragam anaknya. Sambil menggerutu protes pada suaminya ia mengambil kan plastik dan menerima uang bayar saya.
“Bergerak dong pak! Udah tahu ada orang belanja, dilayanin dong, kan tadi nyuruh saya nyiapin anak, gimana sih?” Mukanya memberengut kesal.
Heran ya? Usaha istri laris dan lumayan itu kok gak mau bantu? Lagian pasti ada alasannya kenapa ia berjualan padahal merawat dua anaknya yang masih balita saja sudah rempong separuh mampus.
Bukankah dengan membantu usaha, istri jadi bisa meringankan beban nafkah suami? Nah, kalau istri sudah sedia membantu, kenapa suami tak bisa lebih ringan tangan juga dalam membantu kerepotan istri?
Lagi, ada pasutri dengan 3 anak yang ribut gara-gara piring pecah terinjak anaknya yang berlarian seantero rumah. Si suami malah menyalahkan istrinya habis-habisan yang sedang sibuk mengerjakan hal lain sehingga piring bekas makan suaminya itu belum ia bawa ke bak cuci di dapur.
Ah, coba saja si suami lebih berbaik hati sedikit, setelah makan langsung bawa piringnya ke dapur dan bukannya langsung menyesap kretek dan mengepulkan asap kemana-mana, tentu insiden ini tak akan terjadi, beruntung kaki si kecil tak terluka.
Pernah juga sekali waktu pria kerap melupakan membawa handuk ketika mandi (hayo. . .ngaku! Agan-agan pernah kan, atau sering?). Yang kebetulan pas si istri lagi solat, si suami udah teriak aja manggil-manggil “ma, handuknya. . Papa lupa!”
Duh. . . Dilematis banget dah, udah gitu rakaat terakhir lagi, nanggung amat. Ah, jika saja si suami mau lebih ‘mandiri’ sedikit saja, tentu tak akan membuyarkan kekhusyu’an kewajiban istrinya.
Saya juga kerap mendengar keluhan kaum pria yang katanya istrinya enggan melayani atau menolak ketika diajak berhubungan intim. Mayoritas alasannya adalah capek. Nah ini, para suami jangan main langsung menyalahkan istri saja, harus ditelaah benar-benar apa yang menjadi penyebab ‘kemalasan layanan di tempat tidur’ ini.
Kalau suami tahunya hanya kerja dan kerja saja, sementara di rumah istri berjibaku dengan gunungan cucian kotor saban hari, mengurus anak-anak, membereskan rumah, memasak dan lain sebagainya, sendirian dan tanpa bantuan, maka bisa dipastikan seks akan menjadi hal terakhir yang istri inginkan. ALIAS TEPAR TINGKAT DEWA.
Dan ini sering luput dari perhatian kaum pria. Belum lagi vonis masyarakat tentang suami yang tak segan membantu pekerjaan rumah tangga. Ini membuat kaum pria semakin enggan ‘turun ke dapur’ atau membantu menjaga anak saat istri sibuk.
Faktanya masih banyak yang menganggap tabu jika para suami bersentuhan langsung dengan pekerjaan harian para istri. Padahal dengan membantu memasak, mencuci atau mengganti popok bayi tak akan mengurangi kadar harga diri kaum lelaki. Dan hal-hal semacam itu jauh lebih romantis ketimbang sebuket bunga.
Karena itulah, WAHAI PARA SUAMI ! Luangkanlah waktu lebih banyak untuk peduli terhadap kesibukan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya. Jadikan istrimu sebagai Ratu di rumahmu (bukan pembantu), maka ia akan menghangatkan rumahmu dengan cinta yang tak ada habisnya.