KETIKA PRIA INGIN MENIKAH (LAGI)

KETIKA PRIA INGIN MENIKAH (LAGI)

Sebenarnya sudah sangat lama sekali ingin menulis tentang ini (perselingkuhan, poligami, istri ke dua atau apalah namanya). Tapi, seperti yang biasa diulas di berbagai media di tanah air, persoalan ini memang agak ‘rumit’ dan barangkali tabu dibicarakan. Tapi tetap saja, naluri keperempuanan saya terusik ketika melihat maraknya seorang pria punya istri lebih dari satu. Yah. . . Walau poligami boleh secara hukum agama dan negara tapi tetap saja ada ‘efek samping depan dan belakang’ yang tak bisa kita diamkan saja.

Dan rasa itu kian membuncah, menggedor otak dan membuat gatal jari-jari ini. Apalagi kemarin sempat baca novel yang pernah in banget di kalangan perempuan, khususnya para istri. Dalam karyanya yang bertajuk CATATAN HATI SEORANG ISTRI, Asma Nadia sukses membuka mata saya sekaligus menguras airnya sekalian.

novel-chsi.jpg

Buku itu menceritakan tentang kisah-kisah yang nyata dialami para istri dalam kehidupannya mengayuh biduk rumah tangga. Sedih, bahagia, janji yang teringkari sampai perkara poligami disajikan secara apik dan menyentuh.

Sampai-sampai ada beberapa kata yang membuat saya merenung lama dan tak habis pikir dibuatnya:

“Apa salahnya? Jika suami diibaratkan teko, isinya boleh saja tumpah kemana-mana, yang penting kan tekonya balik ke rumah!”

“Namun apakah dimadu dan menjadi istri tua, merupakan jalan satu-satunya untuk mendekatkan perempuan (yang telah menghabiskan tahun-tahun dalam kepatuhan dan bakti itu) pada surga??”

Oke, cukup tentang bukunya. Lalu apa hubungannya dengan yang ingin saya tulis di sini? Thats it, check this out!

Jadi, beberapa waktu lalu saya pernah dapat telepon dari seorang family kerabat suami yang tinggal jauh di luar kota. Entah bagaimana mulanya tiba-tiba dia menyinggung masalah poligami dan keinginannya untuk punya istri lagi. Iya, dia terang-terangan ingin menikah lagi dan menanyakan apa barangkali saya punya adik atau keluarga yang bisa diajak menikah (mendadak saya bersyukur bahwa adik saya yang masih kuliah itu baru saja menikah, fiuh. . .).

Saya tak paham apa sebabnya jadi dia seperti itu padahal saya tahu kalau istrinya sedang hamil anak ke dua. Kok bisa-bisanya. . . Ok, cukup, setiap membahas beginian sentimen saya kumat dan mau marah saja sudah.

Lalu saya tanyakan motivasi dia kenapa hendak menikah lagi, lebih mengejutkan ini jawabannya:

1) Namanya pria kan kadang kadang selalu ‘ingin’ dan istri tak selalu bisa memenuhi. Ah, tanpa saya bahas lebih detil pun kita tahu apa maksudnya, saya rasa ini hanya karena masalah hormonal akibat kehamilan yang kian besar.

2) Kalo punya yang kurus kan pengen juga nyari yang rada gemuk. Ouch, batin saya meringis ngeri-ngeri sedap dibuatnya: kan bisa dikasih obat penggemuk badan. So what?

3) Ingin membantu. Hah? Okelah secara ekonomi dia memang mampu dan lebih. Tapi, masak karena ingin membantu harus dengan menikah lagi? Banyak kok janda-janda tua dan anak yatim yang bisa disantuni. Dan lagi? Kalau benar mau membantu kenapa nyarinya yang agak muda? Kenapa gak memilih janda 6 anak yang kerjanya jadi tukang cuci saban hari? Dan ketika saya tanya kriterianya gadis atau janda atau yang rada berumur eh. . .jawabannya ngambang.

Membuat saya jadi garuk-garuk kepala yang gak dikeramas 3 hari. Ckckck. . .

Setelah meminimalisir emosi saya. Saya mencoba memberikan pandangan bagaimana nanti istrinya dan dampak ke depannya. Lagi-lagi saya dibuat shock, katanya itulah tantangannya. WOW. . .

Saya kenal dengan seorang pelaku poligami, meski sekarang pria itu tetap dengan dua istrinya tapi tak urung juga pernah membuat istri pertama dan anaknya depresi dan ketergantungan obat penenang.

Dia menyanggah saya, jangan samakan katanya tiap orang beda-beda dan tak semua kasus poligami merana. Banyak juga yang berhasil dan bahagia. Saya mengiyakan, dia benar tapi saya juga tak salah. Itu adalah pandangan saya dari apa yang menjadi realita di sekitar.

Saya menulis ini hanya sebagai pandangan, pendapat, unek-unek saja. Karena saya amat tak paham apa yang membuat seorang suami bisa berpoligami dengan mudahnya? Saya hanya takut, jangan-jangan kita berramai-ramai mengatasnamakan sunah untuk urusan yang lebih ah.

Saya bukan anti poligami, saya hanya tak siap menjadi bagian dari poligami (lagi, menyitir kata-kata mba Asma dalam bukunya.)

Bagaimana menurut Anda ?

30 thoughts on “KETIKA PRIA INGIN MENIKAH (LAGI)

  1. Di tangan kanan suami kamu ada madu.
    Di tangan kiri suami kamu ada racun.
    Ada satu pilihan buat mbak Rus.
    Pilih dimadu atau diracun?:):)

    Like

  2. Di tangan kanan suami kamu ada madu.
    Di tangan kiri suami kamu ada racun.
    Ada satu pilihan buat mbak Rus.
    Pilih dimadu atau diracun?:):)

    Like

  3. assalamu'alaikum ba'…
    memang banyak yg salah kaprah ttg itu ba', padahal jk kita telisik lg mk akan qt temukan bahwa poligami merupakan sebab, yaitu jk seorang laki2 mengurus anak yatim mk d perbolehkan menikah lg agar si istri bsa membantunya dlm mengurusi anak yatim tsb, dan yg lbih utama adl ibu dr anak yatim tsb.
    d tmbah lg dg syrat hrus adil…

    Like

  4. @Hidayatullah,

    nah, itu sy se7, memang bgitu seharusx. Poligami juga ada aturan mainx. Tanggung jwb dituntut lebih. Gak seenake bawah puserx aje. . .

    Like

  5. Kalau menurut saya sih, sah2 saja seorang pria berpoligami…
    Asalkan dia MAMPU…
    MAMPU bukan hanya dari segi nafkah lahir,, akan tetapi nafkah batin juga harus terpenuhi..
    Dan jg harus mendapat restu dari istri pertama..

    Kalau saya sendiri sih,, mungkin nafkah lahir batin belum tentu mampu…hahahaha
    Jadi lbih baik satu istri ajahh…
    Dari pada awak kuru mikir bojo loro… 😀 😀

    Like

  6. masih mending klo kelebihan materi alasanya,dan sarana ada,tp klo hidup dan menghidupi kelganya aja kembang kempis masih jg berpoligami..
    sbgai wanita,tp tentu aja gak bisa menyalahkan kaum pria aja,,
    Sbagai referensi baca jg buku Pribadi Mempesona karya bunda Larose mbak..
    Disana banyak menelanjangi kaum wanita agar instropeksi.
    dan memandang secara obyektif
    Bukanya sya membela pria,,tp kita wanita jg hrs rela berkorban terlebih dulu supaya tidak menjadi korban pokygami.
    Caranya ya dengan kesabaran,ketulusan mwnerima,plus bersedia memperbaiki kualitas diri..
    #sama jenk Rus,,klo ngomongin soal yg ini bikin nafsu makan saya tambah banyak ha ha ha

    Like

  7. masih mending klo kelebihan materi alasanya,dan sarana ada,tp klo hidup dan menghidupi kelganya aja kembang kempis masih jg berpoligami..
    sbgai wanita,tp tentu aja gak bisa menyalahkan kaum pria aja,,
    Sbagai referensi baca jg buku Pribadi Mempesona karya bunda Larose mbak..
    Disana banyak menelanjangi kaum wanita agar instropeksi.
    dan memandang secara obyektif
    Bukanya sya membela pria,,tp kita wanita jg hrs rela berkorban terlebih dulu supaya tidak menjadi korban pokygami.
    Caranya ya dengan kesabaran,ketulusan mwnerima,plus bersedia memperbaiki kualitas diri..
    #sama jenk Rus,,klo ngomongin soal yg ini bikin nafsu makan saya tambah banyak ha ha ha

    Like

  8. Hm..saya pikir memang soal p0ligami boleh dan sah saja, asal sblum nya telah d rembuk bareng istri yg skrg, dan jika memang si istri ndak mau y jgn tetap memaksakan nafsu ingin menikah lagi. Krn hal itu malah akn brdampak buruk baik keluarga skrg dan jg pandangan msyarakat skitar trhadap si suami. Dan menurut saya pribadi, mskipun byk yg sukses berp0ligami dg kata lain si suami bs adil dan trlihat spt nyaman sentosa, pdhal d belakang, samping, depan belakang sampai luar maupun dalamnya pasti si istri yg k0rban p0ligami sbenarnya merintih sakit dan kecewa krn kudu berbagi suami, terkecuali jika si istri itu hanya mengharapkan harta suami, mk dy y nyman dan tenang saja wlwpun d p0ligami..bener gk sih bun ?

    Like

  9. @riniwp,

    bnr juga mba. Wanita juga hrus introspeksi. Kayakx bgus bukux, bolehlah nanti.
    Makasih mba atas saran dan tmbhnx.

    Like

  10. Sebagai seorang dokter sy pnh di temui pasien dg masalah, dia jadi sulit tidur dan sering melakukan masturbasi sendiri

    Like

  11. Usia pasien 45 th ke atas, msh punya 1 istri dan 2 anak…dia mengaku setelah anak kedua lahir istrinya jadi uring2 (ga mau lagi melayani) padahal si suami msh sgt bergairah, si suami jd sgt depresi…sy jd bngung memberikan saran..awalnya sy sarankan byk berolahraga jd cpt lelah dan ingin tidur tp tnyata mnrut pasien dg berolahraga dia semakin bergairah…walah, asli jd tambah pusing…sy bilang hrs mejalin komunikasi yg baik dg istri,,,tp ktnya gagal juga..asli bingung, masa saya menyarankan poligami??? Tp dalam kasus ini saya rasa perlu berkomunikasi dg istri bgm baiknya…dari pada si suami tambah depresi dan terus2an masturbasi lbh dari 3x sehari (apalagi klu lihat cewek lewat katanya)…

    Like

  12. @Ria Mahdiani,

    wah, memang rumit, kasian juga si bapak itu. Tp komunikasikan dulu sbg langkah awal. Dan jika akhrx harus poligami, semua pihak harus siap dgn resikox, baik ataupun buruk.

    Like

  13. hmm keren tlisan bunda, ada benarnya juga poligami, tapi jika tidak mampu yang jngan dpaksa, ia kan bund.. He nanti malah jatuh sakit kan. 🙂

    Like

  14. Wow menyentuh tentang pembahasan artikel Poligami moga bermanfaat dan jd renungan buat para suami-suami yg ingin poligami….

    Saya blum punya seorang pun skrg jd blum bsa poligami,hehehe

    Like

  15. Itu yg saya alami..bedax sy skr hamil anak ke 3,,memng benar,godaan terhebat laki2 ialah ketika ia memiliki bnyak harta..dy merasa mampu,dgn entengx mnta org lain carikn istri ke 2,tnpa peduli perasaan istrix.

    Like

  16. @nizaria irma,

    astaghfirullah. . .

    Smoga ibu sekeluarga diberi ketbhn oleh Allah. Memang, wanita sering kali ada pd posisi tak bs memilih, hny bs menerima semua sepak terjang laki2. Tp yakinlah, Setiap mslh pasti ada jalan keluar.

    Smoga apapun kelak yg dilakukan suami ibu adlh sesuatu yg tlh dipikirkn bnr2 dan tdk memperturutkn hawa nafsu sj.

    Like

  17. Tidak Membenci Hukum Poligami tapi kok dengar kara poligami pada mendidih darahnya,, "tanda-tanda orang munafik"

    Like

Leave a comment