ORANG YANG SADAR KEMANA ARAH DUNIA BERJALAN, TAK AKAN MENYERAH KETIKA DIHAMPIRI KEGAGALAN.
Itulah kata-kata yang muncul di otak saya ketika menonton drama Miss Korea ini. Yang dari covernya saya kira hanya akan membeberkan keglamoran, hedonisme dan pesona fisik semata. Ternyata saya salah.
Berlatar tahun 1997 saat dunia diguncang krisis moneter dan gejolak IMF, tak terkecuali di Korea Selatan yang membuat banyak perusahaan bangkrut dan PHK dimana-mana.
Adalah Oh Ji Young seorang gadis cantik nan baik hati yang menjadi karyawan di sebuah mall sebagai gadis lift yang harus berjuang mati-matian untuk menghidupi dirinya dibawah tekanan manajer mall yang otoriter, cabul dan tak berperikemanusiaan.
Sampai kemudian ia mendapat tawaran untuk mengikuti ajang pemilihan Miss Korea oleh teman SMA nya dulu yang sekarang memiliki perusahaan kosmetik Vivi yang terancam bangkrut. Kim Hyeong Joon bertujuan memenangkan Miss Korea agar bisa menyelamatkan perusahaannya dan pemenangnya akan menjadi agen promosi produk BB Cream yang akan segera dirilisnya.
Namun jalan terjal harus dilalui Kim Hyeong Joon dan Oh Ji Young. Halangan dari rival abadi perusahaan Vivi, Bada cosmetic selalu berusaha menggagalkan usaha Hyeong Joon. Juga Yoon, investor untuk pembuatan BB Cream yang justru menusuk dari belakang karena tak suka dengan kedekatan Hyeong Joon dan Ji Young.
Sementara itu, seorang penagih utang terus dicecar bosnya agar segera menagih uang dari Joon. Karena tak terlaksana, si penagih dan Joon yang jadi akrab karena terjebak situasi sulit menuju ajang Miss Korea malah beberapa kali dipukuli oleh bos si penagih.
Akhirnya tepat di malam penobatan Ji Young yang menang sebagai Miss Korea, perusahaan Vivi tamat, mesin-mesin pabrik disita oleh rentenir, Joon, si penagih dan ke 3 temannya babak belur. Parahnya lagi sampel BB Cream terpaksa berpindah tangan ke Bada Cosmetic dan Ji Young yang jadi model iklannya. Sungguh kegagalan yang mengenaskan.
¤ ¤ ¤
Itulah sepenggal fragmen kehidupan, di mana orang-orang memakai segala cara untuk bertahan ditengah guncangan resesi ekonomi. Kegagalan hanyalah salah satu faktor untuk kesuksesan yang lain (atau mungkin kesuksesan orang lain).
Setelah usaha keras dan doa tanpa henti, hidup juga perlu sentuhan keberuntungan, dan bagi sebagian orang keberuntungan tidak datang dengan mudah. Ia ada dari bagaimana manusia bisa melihat sekecil apapun celah kesempatan dan sedikit kemungkinan, juga banyak keberanian untuk melakukannya, terus mencoba lagi lagi dan lagi.
Seperti halnya mencintai, jua butuh keberanian tak terhingga sampai mampu membangunnya. Dan drama ini menunjukkan itu semua, membuat saya banjir air mata saat kegagalan yang paling pahit sekalipun bisa menjadi penawar yang mujarab tatkala diekstraksi dengan unsur cinta (seperti cintanya preman si penagih utang pada Doctor ahli kosmetik bergelar Ph. D).
Karena memang seperti itulah cara-cara dunia berjalan dan orang-orang dapat bertahan. Ketika di satu titik orang-orang begitu terlena pada kecantikan dan kesempurnaan tampilan fisik, tapi toh itu semua akan jadi casing usang tak berharga ketika tanpa sifat-sifat baik dan tak ada perilaku terpuji. Dan akan selalu ada segelintir orang yang dapat mendobrak pakem yang telah ada, mengubah arah pemikiran dan membuat perubahan.
Setiap manusia adalah orang yang selalu ingin jadi seseorang. From zero to hero, merangkak dari bawah agar bisa merasakan kenyamanan saat berada di tempat yang lebih tinggi, dan kegagalan hanyalah anak tangga untuk dapat naik lebih tinggi lagi.
Drama ini benar-benar menggugah jiwa saya dan sanggup mengeringkan telaga air mata. Bagaimana di saat tersedih justru kita malah tertawa, dan airmata hadir justru di saat berbahagia. Inilah fakta, dunia memang telah lama sakit jiwa, dan ‘kegilaan’ amat mungkin menjadikan manusia berbuat apa saja. A P A S A J A !!!
Karena sejatinya, HIDUP ADALAH BAGAIMANA CARA KITA BERTAHAN MENGHADAPI KETIDAK ADILAN.
Gambar:
http://www.koreandrama.org