Sebenarnya saya bukan orang yang suka bicara politik apalagi mengamati secara serius dan mendalam. Politik bagi saya adalah tak lebih dari sekedar kewajiban saya dalam kehidupan berbangsa sebagai warga negara, sebagai hak saya untuk memberikan suara.
Tapi akhir-akhir ini saya merasa aneh dan agak lucu juga dengan sebuah benda kotak bernama televisi yang ada di rumah saya. Kita dibuat heboh tak hanya soal piala dunia tapi juga soal pemilihan presiden yang tinggal menghitung hari.
Itu loh, di mana-mana stasiun-stasiun TV pada ramai memberitakan segala hal tentang pemilu dan capres pilihan rakyat. Sampai kita semua bisa lihat mana penyampaian yang benar-benar pas pada porsinya, berlebihan sampai kecenderungan memihak capres tertentu dari partai anu.
Media kan pada fungsinya memberikan informasi untuk orang banyak, tapi kok ikut-ikutan memihak dengan tak segan saling memojokkan pihak (yang dianggap) lawan. Dari yang saya lihat dan kita ketahui saat ini ada dua stasiun TV yang nampak kontras berseberangan dan beda jagoan. Tak usah saya sebut. Gak siang gak malam ituuu saja yang dibicarakan juga gak bosan saling menyampaikan pemberitaan yang menjatuhkan. Sebenarnya publik butuh pemberitaan tentang informasi seperti apa calon presiden nanti, tentang kapasitas, kapabilitas dan kwalitasnya. Bukan malah saling korek mengorek borok dan kekurangan.
Lalu ini dari tayangan TV dibawa lagi ke sosial media, gak di FB gak Twitter, forum online dan fanpage, semua panas sepanas air di level seratus derajat celcius. Jadilah saat capres adu debat para pendukungnya malah adu urat main argumen kuat-kuat, saling hujat dengan kata-kata jahat.
Jadi netralitas media memang patut dipertanyakan. Tapi sudahlah, mungkin politik memang seperti itu. Membuat otak emak-emak di kepala saya beranggapan bahwa POLITIK ADALAH CARA KITA BERTAHAN DALAM MENJATUHKAN LAWAN.
Biarlah politik panas, cuaca panas, TV di ruang keluarga juga panas, kita rakyat kecil tak usah ikut beringas. Pastikan siapa pilihan kita, laksanakan dengan baik hak dan kewajiban kita sebagai warga negara tanggal 9 Juli nanti.
Siapapun presidennya semoga bisa membawa perubahan yang lebih baik dan dapat mensejahterakan rakyat.
Saya jadi teringat kata-kata yang saya kutip setelah menonton drama bertema politik dan kekuasaan:
YANG BERKUASA BUKANLAH RAJA, MELAINKAN ORANG-ORANG YANG ADA DI BELAKANGNYA.
Waspadalah!!