“Cinderella telah menghancurkan hati banyak wanita di dunia, karena telah memberikan harapan tanpa dasar.”
(Drama Korea When a Man Fall in Love)
Menikmati novel-novel roman (saya sudah suka sekali sejak jaman saya remaja dulu) seperti Harlequin dengan penulis-penulis romantis tenar semisal Nora Roberts dan Sandra Brown. Maka kita akan menemukan satu pola dan tipe cerita yang hampir nyaris sama.
Novel-novel roman seringkali menyimpan harapan dan idealisme terpendam dalam hati seorang wanita sejak jaman baheula. Saya menyebutnya tipe cerita “IMPIAN CINDERELLA”.
Novel roman juga sering didominasi oleh penokohan tentang karakter seorang wanita biasa dengan lawan main seorang pria sempurna yang punya segalanya. Sebutlah contoh kisah A Romantic Story about Serena karya Shanty Agatha, penulis dalam negeri yang cukup populer di jagat internet juga telah memilih genre romansa yang selalu berakhir bahagia.
Sampai-sampai saya iseng menulis status:
“Tipikal buku-buku roman; wanita polos, mandiri dan sederhana VS pria superior, arogan, playboy dan punya segalanya.
Masih semacam mimpi Cinderella di era gombalisasi, dan itu dalam dunia nyata hanya terasa sebagai ironi dan jarang terjadi.”
Lalu saya tersadar oleh sebuah komentar yang ditulis adik saya:
“Itu sebabnya orang-orang membuat cerita, novel, film dsb, itu semua perwujudan asa yang sulit/bahkan mustahil direalisasi.
Anything may happen in the movie and book, those are the fairy tales that every one wish happened.”
Hmm. . . Itu benar, sakit memang. Sesakit mata saya saat nonton sebuah film India Chori Chori Chupke Chupke tentang seorang istri yg tak bisa hamil dan menyewa seorang pelacur cantik untuk mengandung benih suaminya. Pelacur itu diperankan apik oleh Preity Zinta, dalam salah satu adegannya ada kata-kata seperti ini:
“Dulu sewaktu kecil, aku sering berharap tentang seorang pangeran yang akan datang melamarku dengan kuda putih. Tapi ternyata setelah aku dewasa justru bertemu dengan pria-pria hidung belang bermobil putih. Mereka hanya menginginkan tubuhku.”
Tragis ya. . .
Itulah mengapa cerita-cerita dengan impian Cinderella yang berakhir bahagia selamanya selalu populer dan tak pernah lekang sepanjang masa. Karena dunia fana ini hampir tak pernah ramah (kalau tak bisa dikatakan kejam) pada kaum hawa. Wanita selalu jadi santapan empuk nan lezat oleh ketidakadilan dan diskriminasi keadaan.
Dan, cerita roman menjadi semacam penyembuh luka dari hati wanita yang pernah merasakan kepahitan cinta dan kengerian realita.
Ada sebuah lagu yang sangat relevan dengan “Impian Cinderella” ini, lagu yang kalo saya boleh bilang GUEH BANGET karena sudah jadi semacam original soundtracknya kisah cinta saya dan suami (ciyew. . .)
HANYA
oleh Melly Goslaw
Hanya dengan sedikit malu.
Akhirnya aku harus akui.
Keberadaan cintamu dalam hatiku Yang kau renangi
Rasa resah singgah bila terjadi perang Emosi kau dan akuReff:
Jangan pernah menyanjung cinta Bila tak mengerti maknanya cinta
Satu terindah dalam dirimu Kini ada di jiwaku.Ku inginkan cerita cinta Terindah bagaikan dalam dongeng.
Percintaan berhujankan rindu, asmara kita akankah lama?Dalam hati ku terhibur Bila senyum mahalmu merebak.
Rasa resah singgah bila terjadi perang Emosi kau dan aku.
Kurang lebih begitulah pemirsa. Dunia memang tak selalu baik hati pada perempuan, karenanya harapan-harapan Cinderella masih harus kita simpan sepanjang perjalanan.
Sebagai penyemangat, sebagai pengobat dan sebagai penjaga prasangka baik bahwa harapan-harapan positif akan membuat kita baik-baik saja. Meski tak selalu ada akhir bahagia, tapi yakinlah Tuhan selalu membuat kita bisa menikmati setiap cerita dan juga realita.
cerita cinderella memang sangat populer sejak dulu mbak dari kecil saya juga sudah dengar.
LikeLike
waow…. berarti cerpen saya masuk kategory impian cinderella donk….wkwkwkwk
LikeLike
Assalamualaikum…
Komplit nih! Dari buku, ke film juga lagu.
Apakah aku punya mimpi Cinderella?
Kurasa tidak, karena mimpiku terlalu sederhana. Dan realitanya, yg sederhana pun sulit tuk jadi nyata.
LikeLike
Tak jauh beda waktu nonton FTV.
Di FTV, cowok nolongin cewek itu biasanya terus berlanjut kenalan, tukeran nope, smsan, telpon-telponan, ketemu di pantai, pacaran terus endingnya kawin.
Barusan nolongin cewek cantik jatuh dari motor, cuma bilang makasih ya mas terus pergi.
Hidup tak seindah FTV ya?
LikeLike
hmm. . . . . 😦 inilah dunia, tdk hnya wanita sja bunda, trkdang jga laki-laki mrasakan pula …
LikeLike
mngkin kbnyakan sprti itu ya,. kisah yg di ceritakan dlm novel/cerpen awalnya menderita tp pas endingnya sll berakhir bahagia..
Oia lagunya teh melly yg itu tuh sya juga suka..keren liriknya dalem bnget..
LikeLike
Selamat malam mbak rus, blogwalking 🙂
LikeLike
mantap mba
LikeLike
jadi wanita kadang juga serba salah..
Mengemukakan pendapat dibilang banyak protes,,
Klo diam dibilang gak kreatif
Kalau curhat dibilang cengeng..
Untuk impian cinderelanya kayaknya lihat sikon aja,,
Jadi gak perlu dipaksain ngilangin sepatu biar datang sang pangeran…he he he
LikeLike
sebagai lelaki saya merasa bersalah bila mendengar pengaduan suara hati perempuan seperti itu.
LikeLike
Impian cinderella terkadang mungkin ada di kehidupan nyata
Maksudnya kisahnya bun 🙂
LikeLike
impian cinderella? Aku baru sadar setelah membaca bagian pas mbak buat status dan adiknya mbak ngomen,
Ini blog lengkap amat ya mbak xD Artikel ini aja disusun dari observasi dari berbagai sumber, entah itu kutipan dramkor, film india, dan lainnya. Lagipula artikel ini cukup unik. Aku sendiri gak pernah mikir tentang hal dibalik kisah cinderella ini, yang mempengaruhi begitu banyak pikiran orang di dunia yang ingin kehidupannya seperti cinderella. xD
LikeLike
@Lee Dal Goo,
inilah dunia perempuan dgn sgala pernak pernik dan juga ribetx. Selalu menarik untuk d bhs, selalu ada cerita dan tentu sj ada byk cinta d dlmx. 🙂
LikeLike