ANTARA HARAPAN DAN REALITA CINTA (REVIEW DRAMA KOREA CUNNING SINGLE LADY)

cunning-single-ladymbc201.jpg
Drama Korea Cunning Single Lady
(Foto dari: es.drama.wikia.com)

“Manusia bukanlah manusia bila tak mengalami perubahan.”

“Wanita punya dua kesempatan untuk sukses. Yang pertama; melalui usaha dan jerih payah sendiri, ke dua: menikah dengan pria mapan/kaya.”

“Bagaimana seseorang bisa mencintai tanpa dibiayai?”

Itu adalah beberapa kata kutipan yang saya ambil dari drakor ini. Sebuah drama yang paling saya nanti-nantikan di layar kaca sepanjang tahun 2014 ini (beruntung, akhirnya ditayangkan juga di sebuah stasiun TV swasta lokal; BanjarTV), karena saya dapat kembali menyaksikan akting cool yang mumpuni dari aktor negeri ginseng idola saya (siapa lagi kalau bukan) Joo Sang Wook (di drama ini Oppa berperan sebagai Cha Jung Woo).

ceo-cha-jsw1313.jpg
CEO keren Cha Jung Woo
(Foto dari: pearlsides19.rssing.com)

Drama ini kalau saya boleh bilang bisa diberi stempel ‘saya banget’ karena menceritakan tentang pasangan menikah yang membina rumah tangga dengan segala romantika, cinta, dan masalah kehidupan sampai kemudian si istri (Na Ae Ra) terpaksa meminta cerai karena tak tahan lagi menanggung kesulitan hidup akibat ambisi sang suami (Cha Jung Woo) yang berhenti jadi pegawai negeri dan hendak jadi bisnisman.

Dari sanalah segalanya bermula, selama 4 tahun pernikahan, Ae Ra diharuskan bekerja keras mati-matian, hutang modal sana sini untuk membantu suaminya dalam merintis bisnis jejaring sosial yang tengah diusahakannya.

Tapi untung belum dapat diraih dan kemalangan datang silih berganti. Ae Ra yang kelelahan setengah mati dan telah kehilangan kesabarannya akibat tumpukan hutang dan biaya hidup yang harus ditanggungnya, akhirnya menyerah dan merekapun berpisah. Walau masih saling mencintai dan sama-sama sakit hati, toh hidup masih harus diteruskan.

3-cunning-single-lady-sly.jpg
Cha Jung Woo sebelum jadi CEO (culunnya lebay gak ketulungan)

3 tahun kemudian pasca perceraian, mereka bertemu kembali dan alangkah terkejutnya Ae Ra ketika mendapati mantan suaminya telah berubah drastis seratus delapan puluh derajat, yang dulunya culun, cupu dan gaje gitu sekarang telah jadi keren dan tampan abis dengan stelan tuksedo dan jas mahal yang berpotensi meningkatkan denyut jantung, menggetarkan tulang belulang dan meremukkan sendi-sendi kaum hawa (termasuk sayah, hahaha. . .)

Dan yang paling hebatnya lagi adalah Cha Jung Woo kini telah sukses besar dan telah jadi seorang CEO di perusahaan Soft D &T Ventures dengan produk aplikasi jejaring sosial andalannya; Dontalk.

Maka ternganga, pangling dan terperangahlah Ae Ra yang hidupnya masih berkutat jadi karyawan toko yang selama 3 tahun terakhir ini menghabiskan hidupnya untuk melunasi pinjaman yang pernah digunakan mantan suaminya untuk bisnisnya yang kini telah sukses besar itu.

Ae Ra tidak rela atas segala cucuran darah, keringat dan airmata yang telah ia lalui bertahun-tahun ini. Ia ingin mantan suaminya tahu diri, berterima kasih dan minta maaf padanya. Tapi itu tak mudah, Cha Jung Woo yang juga merasa sakit hati dan menganggap Ae Ra wanita serakah yang mata duitan, telah berubah menjadi sosok yang arogan, dingin dan tak berperasaan.

Lalu akan kemanakah harapan cinta dan egoisme Ae Ra dan Cha Jung Woo bermuara??


Drakor bergenre komedi romantis ini sarat akan nilai-nilai kehidupan, membuat saya jadi terpekur sendiri merenungi kehidupan rumah tangga saya yang telah (alhamdulilah) berjalan sepuluh tahun ini. Setiap kehidupan pernikahan yang dibangun atas nama cinta pasti memiliki harapan indah dan cita-cita masa depan, dan jalan yang dilalui tak pernah semulus yang kita bayangkan.

Bahwa ternyata dalam hidup penuh hal-hal tak menyenangkan yang sering terjadi. Saat hal-hal baik menghampiri, justru di saat kita bukan bagian dari situasi itu lagi. Dan kita tak berhak untuk merasa punya andil atas segalanya.

Ada kalanya kegagalan bukan lagi suatu kesuksesan yang tertunda, tapi kegagalan kita adalah bisa jadi salah satu faktor penyebab atas kesuksesan orang lain. Karena kebaikan dan budi yang pernah kita perbuat tempo hari bukan semacam benda atau piutang yang mesti kita minta lunasi di dunia ini. Dan kita tak bisa (baca: tak boleh) memaksa orang yang telah kita tolong/bantu untuk berterima kasih atau membalas budi.

Hah. . . Jadi sentimentil sendiri dan mendadak sok idealis dan dramatis juga kalau sudah menikmati tontonan yang beginian. Biasalah ibu-ibu, kalau sudah ketemu drama udah kayak ikan bakar ketemu cocolan sambel terasi; p a s dan k l o p bingitz. Wkwkwkwk. . .

14 thoughts on “ANTARA HARAPAN DAN REALITA CINTA (REVIEW DRAMA KOREA CUNNING SINGLE LADY)

  1. Assalamualaikum…

    Kl soal rumah tangga, no koment! Yg pasti kl dh mengambil keputusan apapun, ya harus berani bertanggung jawab dg resiko apapun yg mungkin terjadi. Termasuk dlm membina atau mengakhiri rumah tangga. Ga nyambung ya!

    Aku tak punya waktu lagi tuk nonton yg berseri, kadang nonton kadang nggak. Lagian kl ada waktu luang mending buat tidur.

    Like

  2. drama korea.. Paling seneng si , yaa ..liat cewek2nya.. Hehe.. Salam saya pengguna baru mywapblog πŸ˜€

    Like

  3. Di lihat dari ulasannya keknya bagus juga ceritanya. Problemantika kehidupan yg bersumber karena uang. Kalo di Indo setara nich sama tersanjung 7. Haha

    Like

  4. Oh ya slam knal mba:) ga prh nyimak prtama sibuk ngrusin RT. kdua slu kalah &mngalah sm anak sy. Krna smuanya udh d kuasain kartun. Pagi siang sore. Klu dlu sneng bgt sring ngikutin drama korea stiap hari. Tp skrg mslah drama sy kuper.

    Like

  5. Jarang bisa nonton Drakor yang seri, padahal lumayan suka. Kadang kecewa nonton episode yg pas seru tapi malah sambungannya nggak bisa mengikuti.

    Like

Leave a comment