KEPERCAYAAN DAN MITOS SELAMA KEHAMILAN DALAM MASYARAKAT BANJAR

Hmm. . .

Lama juga ya saya gak posting dan bersih-bersih di rumah maya ini, nyaris berdebu dan saya bersin pas masuk sini. Hatchii. . .
Kira-kira ada yang kangen saya tidak ya??

Kalo ada yang kangen ini saya kasih sun jauh dari Banjarmasin kota Seribu Sungai, tapi sunnya pakai bibir itik Sarati yang dagingnya gurih dimasak sambal habang itu. Cup cup ah, kweek. . .

Kali ini saya masih membahas tak jauh-jauh dari topik kemarin, masih tentang kehamilan dan segala tetek bengeknya.

Negeri ini memang tak terlepas dari segala macam adat istiadat, kebiasaan dan mitos yang masih dipercaya masyarakat, masing-masing daerah dan suku pasti punya, tak terkecuali di daerah saya. Tapi kali ini saya mengkhususkan pada hal yang diperuntukkan terutama bagi kaum perempuan. Secara umum, tujuan ritual-ritual adat dan hal-hal musykil yang dilakoni selama kehamilan ini adalah bertujuan agar diberi kemudahan melahirkan, bayi yang normal dsb.

Inilah beberapa KEPERCAYAAN DAN MITOS SELAMA KEHAMILAN DALAM MASYARAKAT BANJAR :

1.) CINCIN DI IBU JARI KAKI YANG TERBUAT DARI BEBERAPA HELAI BENANG HITAM

Setelah seorang istri diketahui pasti status kehamilannya maka biasanya ia diharuskan memakai cincin di ibu jari kakinya (saya lupa di kiri atau di kanan). Terbuat dari helaian benang hitam yang dililitkan dalam jumlah ganjil, 3, 5, 7 sampai 9 helai biasanya. Tujuannya agar tidak diganggu makhluk halus semisal Hantu Baranak (sejenis Sundel Bolong) yang suka dengan wanita hamil.

2.) BANYU BAYA

Ini adalah air putih biasa yang mungkin dibacakan atau ditiupkan sesuatu yang dimintakan pada bidan kampung atau tetuha masyarakat yang dihormati dan bisa menangani berbagai hal tentang kehamilan. Air ini bisa untuk diminum atau dimandikan. Lebih sering digunakan untuk kehamilan ke tiga (baya tiga, tapi bisa juga pas kehamilan pertama) karena dianggap sebagai bilangan ganjil dan rawan dengan berbagai gangguan kehamilan.

3.) MINYAK BANGSUL

Ini tak jauh berbeda dengan poin 2. Tapi ini berupa minyak yang harus dijilat/sedikit ditelan dan dioleskan ke perut dari atas ke bawah setiap pagi, dimulai sejak 7 bulan sampai melahirkan. Ini boleh untuk semua jenis kehamilan. Tujuannya agar mudah beranak dan lancar meluncur seperti minyak itu sendiri (orang Banjar bilang susurah/sasarahnya).

4.) MENANAM JARIYANGAW dan MENGIKAT TALI HADUK/IJUK

Ini sejenis tanaman pandan-pandanan yang biasa tumbuh di tanah yang berair, berbau menyengat berdaun lurus dan panjang. Ditanam di dekat rumah si ibu hamil agar tidak diganggu Kuyang (hantu wanita yang terbang hanya dengan kepala dan usus terburai yang suka makan bayi, darah dan tembuni/plasenta dari ibu yang melahirkan). Sedangkan tali haduk bisa diikatkan di sekeliling rumah di bagian bawah atau tongkat tiang penyangga.

5.) MANDI 7 BULANAN DAN MANDI KUCING

Ini adalah prosesi paling menggelikan, agak ngeri juga, yang pernah saya lihat. Mandi 7 bulanan biasanya hanya dari kalangan keturunan daerah tertentu yang melakoninya, seperti orang Nagara (salah satu daerah di Hulu Sungai, Kal Sel).

Prosesi ini sangat merepotkan dan terbuka untuk umum/undangan tetangga dan kerabat. Mandi dengan air bunga yang telah diberi jampi atau shalawat dsb, disiram dari kucuran sebuah mayang muda (pelepah buah kelapa yang belum terbuka) lalu kemudian dibelah dengan sekali tapak tangan. Prosesi injak telur, digosok banyu baya, air pelungsur oleh para tetuha wanita yang mana tangan mereka bebas mengubek-ubek tubuh si ibu hamil dari dada perut sampai ‘bawah’. Dan ibu hamilnya hanya memakai kain panjang batik (tapih bahalay) sebagai penutup tubuhnya (dan ini ditonton orang banyak loh, dijepret kamera juga), dipagari tebu yang digantungi uang, permen dan roti kering yang diperebutkan massa yang menonton.

Kalau mandi kucing adalah prosesi 7 bulanan yang lebih sederhana. Saya pernah melakoni yang ini karena keluarga saya dan suami bukan dari keturunan yang mengharuskan mandi seperti di atas. Jadi kita cukup membawa seekor kucing betina (lebih afdol jika kucingnya juga bunting). Diletakkan di pangkuan, membaca shalawat lalu byurr dengan air pas tengah hari Jum’at. Ini bisa dilakukan sendiri di kamar mandi. Hakikat hati adalah agar kita meneladani kemudahan kucing yang bisa sekali beranak lahir 3-5 ekor tanpa bantuan siapapun dan bayinya ‘malacung’ (melompat/keluar dengan mudahnya) seperti ketika si Kucing kena guyuran air. Begitu !

Anda percaya ??

Sebenarnya masih banyak hal-hal yang sedikit di luar logika yang dilakukan para ibu hamil di daerah saya, tapi karena keterbatasan karakter di sebuah ponsel Java, maka apalah daya saya. Kiranya ini saja dulu sajian tulisan kali ini. Semoga bisa dijadikan sebagai khazanah keragaman eksotisme budaya tanah air, khususnya tanah Borneo dan tidak menjauhkan kita pada Sang Pencipta Segala, Allah Azza Wajalla.

24 thoughts on “KEPERCAYAAN DAN MITOS SELAMA KEHAMILAN DALAM MASYARAKAT BANJAR

  1. walah unik bin geli al nggetuni ya bund. Rata2 mitos diatas, saya baru tahu bund. Hmm..buat nambah pengetahuan jg nih sbnernya. Tp, mau percaya gak yah,?? Ckckck 🙂

    Like

  2. Hii… ada dedemit-dedemitnya segala :3

    Itu kucing dimandiin mbak? aku pikir pas baca judul poinnya, "Mandi kucing" awalnya ngira prosesinya jilat-jilat badan pakek lidah kayak si meong #Plak xD

    Like

  3. oh ternyata di banjar mistis nya kental banget yah bun kya d pulau jawa tengah jawa tmur.. di jabar gg terlalu .. apalagi di jkarta udah gg musim kaya gtuan. ..

    Like

  4. @rammseiza,

    iya, di beberapa wilayah memang msh. Tp kalau masyarakat di pusat kota umumnya sdh terbuka, dinamis dan modern jd tdk lg terlalu meyakini dan melakukan hal2 tsb d atas.

    Like

  5. ane demen neh kata kata nyerempet kaya jawaban bun buat si lee.dal.goo

    bun tiap ane ketik nama rusminah suka lupa belakangnya.. gnti aja pakr komariah.. hihihi

    Like

  6. Tiap daerah punya adat sendiri2 ya ?,,begitu pula di daerah saya,,tp krna saya diperkotaan dah jarang menyaksikan ritual adat..

    Rada curiga nih,,2 pos bahas nya sama,,jangan2,,,??? ( 2 anak cukup lojenk )

    Like

  7. Haha… Kalo diperhatikan lucu jg, beberapa diantaranya malah cenderung gk masuk akal. Tapi orang tua jaman dulu pasti melalukannya gk tanpa maksud, minimal ada filosofi yg bisa diambil dari mitos tsb.

    Ditempatku sendiri mitosnya ibu hamil tu kalo mau naik pesawat gk usah lepas sendal, duduknya jg gk boleh deket sopir. 1 lg, gk usah dadah2 dari atas, gk bakalan ada yg liat.

    Like

  8. @John Kampret,

    iya, namax juga mitos, urusanx emang yg plg berbnding trbalik dgn logika.

    Haha. . . Itu mah jelas atuh!!

    Like

  9. Setiap daerah memang memiliki adat istiadat yg berbeda².
    Itulah hebatnya negeri kita, yang kaya akan budaya.

    Dan dari adat² diatas, mungkin cuma mandi 7 bulanan yang jg ada di tempat saya, meski caranya yg berbeda.

    Mengenai soal mitos, aku jg kurang mengerti dg adat² tersebut.
    Tapi yang namanya budaya, mau tidak mau, ya harus kita lestarikan.
    Dari pada ikut²an budaya asing yg gak jelas, kan lebih baik melestarikan adat dan budaya bangsa sendiri…. hehehe

    Like

  10. Yang jadi pertanyaannya: apakah adat istiadat itu tidak menyimpang dari ajaran agama islam? (jika muslim) hmmm….

    Salam pagi ya, Julomde

    Like

  11. emmm untuk percaya sepertinya masih di luar logika saya tuh mbak. Etdah, tapi kakak saya juga melakukan hal di atas si, poin 1 sama akhir tuh (mandi meong) 😀

    #saya juga mau melakukannya di suatu hari nanati ah.. Hihihihihi 😈

    Like

  12. @HOT SPOT MWB ᔝ,

    wah, ada juga ya yg dgn memangku ayam.
    Untungx gak mangku kambing atau sapi.
    Gak kebyg repotx. Xixi. . .

    Like

  13. Ngomongin soal kehamilan, tiap daerah emg unik adat nya..klo 7 bulan itu hampir di semua daerah ada. Yg laen baru denger 🙂

    Btw, trnyata dr banjar ya? Jd inget pnh punya mntn org banjarbaru. 😥

    Like

  14. @abdul m'min al banjari,

    Loh, kenapa?
    Maaf, ulun hanya menyampaikan fakta tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat dan cinta sy pada banua, maaf jika ini kurang berkenan.

    Like

Leave a comment