Menilik judul di atas sepertinya ada sebuah kesan magis yang berurusan langsung dengan dunia lain. Sebenarnya ini tak ada hubungannya dengan gangguan roh halus, makhluk astral atau semacamnya. Lalu apa hubungannya antara menulis dan ‘kerasukan’?
Jadi begini, saya sempat membuka-buka lagi buku-buku harian lawas saya, dan juga membaca kembali tulisan-tulisan lama di blog ini. Ada yang membuat saya heran, karena saya lupa kapan tepatnya menulis itu, kejadian apa yang membuat saya bisa menuliskan sesuatu yang setelah sekian tahun berlalu membuat saya bertanya “apa benar saya yang menuliskannya?”
Nah, karena itulah saya menyebutnya momen kerasukan karena dari tulisan-tulisan itu saya seakan menangkap kesan bahwa ada pribadi atau sosok yang lain yang menuliskannya (dalam beberapa bagian bahkan mengendalikannya, hihi. . .syerem), dan itu bukan saya secara normalnya. Tapi ini bukan kepribadian ganda.
Mungkin setiap tulisan punya kesan emosional tersendiri, apalagi tulisan saya yang memang hasil ungkapan pikiran dan perasaan yang dilandasi sentimen khas perempuan. Dan selalu ada peristiwa atau situasi yang melatarbelakangi tulisan tersebut. Sehingga saat menuliskannya, emosi yang mewarnai peristiwa itulah yang mengendalikannya dan seakan menjadi “The Another Soul.”
Ada sebuah pepatah mengatakan:
Yang dibutuhkan seorang penyair (berlaku juga untuk penulis) hanyalah hujan dan patah hati.
Jujur, saya memang dapat lebih produktif dan banyak menulis ketika sedang patah hati, galau, marah, tertekan atau sedih. Saat-saat dipenuhi emosi negatif dan sedang down itu terasa lebih menyentuh kemanusiaan saya, terasa ada sesuatu yang merasuki ambang batas kesadaran, mungkin itulah yang disebut dengan inspirasi.
Karena di saat sedih manusia memang jadi lebih banyak merenung, lebih mudah menyelami hati dan menelaah ruang jiwa. Sehingga di saat badai telah berlalu, dalam diri manusia diharapkan telah tumbuh semangat yang baru.
Tapi harus hati-hati loh ya, bisa-bisa kerasukan beneran. Hahaha. . .
Mau?
betul sekali mbk menulis kadang diperlukan berbagai situasi dan suana hati. kalau tidak lagi mood dipaksakan pun gak akan bisa.
LikeLike
Assalamualaikum …
Mau, mau…!
Tp kd bujurn!
Maunya kerasukan biar jd bs nulis novel ky Sidney Shieldon atau Agatha Christie.
LikeLike
he..he.. 😀
sebenarnya yg yg membuat kita bisa menulis dengan kreatif adalah dari fikiran bawah sadar.
nah fikiran bawah sadar itulah yg terkadang mengendalikan kita di saat kita sedang tenang atau emosi tingkat dewa.
sebenarnya di alam bawah sadar itu memiliki wawasan dan pengetahuan yg sangat tak terbatas.
tentu saja ada tehnik untuk memanggil si penulis kreatif yg ada di diri kita tersebut.
kalo dalam bahasa inggris disebut summon atau summoning jutsu, kalau dalam bahasa jepang di sebut kuchiose no jutsu.
mirip di film naruto..he..he.. 😀
LikeLike
@indra hidayat,
oh. . . kalo memang begitu, berarti bkn hny perasaan sy sj. Berarti hal semcm 'kerasukan dan dikendalikan oleh org lain' saat menulis itu memang bnr adax.
LikeLike
ada baik setelah baca tinggalkan jejak kaki disini 😀 ,, dan permisi.. Saya mau lewat.. 😀 ..
LikeLike
cukup menarik artikelnya…memang terkadang kita sering menang hal2 yang telah lama berlalu…namun tidak harus larut dengan semua hal yang telah berlalu…terkecuali sekedar mengenang atau mengingat dalam batas wajar…
LikeLike
Artikelnya memang unik juga nih.. Saya suka!
LikeLike
Assalamualaikum apa kabar bu semoga sehat selalu.
LikeLike
@M u b a r i,
wa alaikumsalam.
Alhamdulillah semua sehat. Kamu sendiri bgmana kbrx?
LikeLike
Masih aktif nulis ya Bun?
LikeLike
@soliloquy,
masih selalu. Insha Allah.
LikeLike