Aku hilang kata, sirna makna.
Bungkam!!
Bahkan jika kita mengetahui kenyataannya, kita sepakat merahasiakannya.
Ah, kawan.
Ini mulai terasa seperti pengecut di balik jendela tinggi di sebuah apartemen yang menyaksikan peristiwa pembunuhan di bawah lantainya.
Dan ia diam saja.
Hahaha. . .
Kebenaran yang pernah kau gaungkan ternyata tak lebih dari sekedar idealisme kosong.
Karena kita telah tahu sama tahu, seperti apa kekuasaan itu.
Terdiam, aku kehilangan kata.
Bungkam!
Membenamkan diri dalam lipatan buku catatan.
*Sebuah puisi satire dalam rangka merayakan kenaifan dan kelemahanku sebagai anak manusia.
Ini seperti saat kau melihat seseorang dipukul beberapa preman di gang kecil yang gelap. Dan kita yang melihat itu, di depan mata, takut membela dan berjalan berlalu begitu saja.
Manusia memang memiliki sifat "ayo-cari-jalan-aman" dan akhirnya sifat itu mengarah pada keegoisan yang menahan manusia menjadi makhluk sosial.
Aku suka saat kata "Bungkam!" rasanya seperti kata itu ah… Aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi aku paling suka kata itu.
LikeLike
@Blackdecember,
yah. . .seperti itulah memang.
LikeLike
Assalamualaikum …
Jd ingt kt2mu yg ini "Sekarang susah menuliskan sesuatu yg berlandaskan kebenaran, salah2 yg jujur malah dianggap sebagai penjahatnya!".
LikeLike
@eanreana,
wa alaikumsalam.
Iya, memang begitulah.
#manyundipojokan
LikeLike
Terdiam melamun..
Tiba-tiba pengen kentut, Duuuutttt,, ih bau hehehe
LikeLike
Meski tak mudah, namun kenyataan tetap harus dikabarkan!
LikeLike
Kuatkan dirimu tabahkan hatimu
LikeLike
Waktunya bergerak pada pola pikir yg lebih luas
menyesakkan diri pada sesuatu yg dianggap tidak berarti itu rugi…
Jadiian semuanya sebagai nasehat diri.
LikeLike
Komen saya sama dg @eanreana …
Entah knpa, bkn nya smkin baik …, kbnykn dr org2 brubah mjdi lbh bruk..
Klo brkenan, mampir ke blog saya jg ya'
LikeLike
jadi tulisan di atas itu sebuah puisi? Bener2 bukan bacaan saya. 🙄
LikeLike