(pic: iphincow.com)
Seorang Ibu,
adalah perempuan mulia yang mengalirkan curahan hujan dalam dekapan kasihnya.
Namun ia menyembunyikan mendung dan gerimis di balik matanya.
Adakah anak-anaknya dapat melihat itu?
Tidak.
Hanya kasih dan cintanya yang tampak,
dan cuma setia yang senantiasa terjaga.
Ibu masih harus sering menangis.
Mengemas airmata dan selaksa doa.
Untuk anak-anaknya yang lupa pada rumah.
Masih harus menghitung peluh matahari,
ketika anak-anaknya menjadi putra kenisbian zaman.
Diungsikan waktu.
Dan diasingkan peradaban.
Ibu. . .
Dalam hari-hari yang berkubang kecemasan demi kecemasan.
Dari pagi ke pagi.
Melalui malam demi malam.
Usia telah membuat derita dan pengorbanannya semakin kaya.
(Gambut nelangsa, 6 Nopember 2014)
ibu, engkau bagaikan sebuah lilin yang menyinari daku, namun dikau sendiri terbakar habis.
LikeLike
keren euy mantap (y)
LikeLike
Jadi keinget hal-hal kusepelekan, tapi penting buat ibu π¦
LikeLike
Assalamualaikum …
Jd ingat alm. Mama, berada di dekatnya hanya ada ketenangan jg harapan. Kini semuanya tinggal kenangan.
LikeLike
keren abis
Kata"nya buat ku terhanyut
LikeLike
Sementara aku belum jg dapat membahagiakan ibuku π¦
LikeLike
usah menangis oh sayanx.. Bagaimana kabarnya mbak yu
LikeLike
@Kutipan Bathikmadrim,
Kabar baik. Bapak kemana aja lama gak muncul?
LikeLike
Alhamdulillah
LikeLike
ibuuuuuu π¦
LikeLike
Mantap!
LikeLike
Dengan apa membalas?
LikeLike
Wah:( kunjungan balik nya ya
LikeLike