KETIKA ANAK LELAKI MENANYAKAN SEKS

Nulis beginian porno gak yah?? Tahu deh, saya cuma mau sharing pengalaman dan menularkan kegundahan saja.Hihihi……

Akhirnya, pertanyaan “rumit” itu keluar juga dari mulut bocah lelaki saya yang duduk di kelas 5 sekolah dasar itu.

Kemarin sore yang tenang, sepulangnya dari bermain dengan teman sebayanya, Fikri duduk menghampiri saya yang tengah santai di depan televisi. Dan bertanya;

“Mama, bersetubuh itu apa?”

(Iya pemirsa, suerrrrr Fikri nanya gitu, gak dengan kata-kata yang lebih halus semisal hubungan intim.)

JDER…..

Kaget laksana disambar copet di siang bolong adalah reaksi saya dimenit-menit awal, padahal saya sudah menyiapkan momen ini sejak setahun lalu saat ia mulai bertanya masalah tanda-tanda pubertas pada anak laki-laki. Ternyata ini loh saatnya , membatin saya kala itu. Maka mau tidak mau saya jelaskan dengan sebenar-benarnya dengan kata-kata dan istilah umum (nama kelamin tidak diganti dengan istilah lain, tetap apa adanya) yang dapat ia pahami. Sedapat mungkin saya coba singkirkan perasaan malu dan tabu, saya mesti jujur dan terbuka tanpa harus vulgar tentunya.

Anak saya itu memang sejak kecil kritisnya bukan main (bapaknya saja bilang anak cowok kok mulutnya bawel kayak cewek, udah kayak penyidik KPK saja saking cerewet dan detailnya), dari satu pertanyaan yang dijelaskan muncul lg serentetan pertanyaan. “Cairan yang keluar kalau mimpi basah itu apa ma?”. Ya saya jawab itu sperma namanya yang kalau ketemu sel telur wanita bisa jadi hamil lalu jadi anak karena bersetubuh (saya beri atau berhubungan seksual/suami istri) tadi (dari pertanyaan ini juga merembet ke masalah kenapa saya tiap hari menkonsumsi pil KB untuk mencegah dan merencanakan kehamilan), tapi itu HANYA UNTUK ORANG YANG SUDAH MENIKAH SEPERTI AYAH DAN IBU, kalau belum menikah gak boleh melakukannya. INGAT, disini kita perlu menekankan adanya konsep pernikahan agar anak paham bahwa hubungan seksual tak boleh dilakukan tanpa ikatan pernikahan yang sah dan juga menuntut tanggung jawab yang besar dan tidak main-main.

Dia mengangguk paham, saya kira selesai disana, ternyata masih ada lagi: “kalau air mani itu apa ma?”

Saya garuk-garuk hidung jadinya, ya itu sperma, nama lain dari sperma yang bisa keluar karena berhubungan suami istri atau karena mimpi basah jelang pubertas itu. Oh… manggut-manggut lagi, nah nanti kalo Fikri sudah ada tanda-tanda mimpi basah itu, nanti bilang ke mama ya, biar nanti mama ajari niat dan tata cara mandi wajib karena itu termasuk hadas besar. Paham? Dia mengangguk, ok ma !!

Oke sipp!

Sementara ini sih saya lihat wajahnya cukup puas dengan penjelasan itu, pokoknya sampai dia gak nanya2 lagi. Kemudian saya yang bertanya kenapa Fikri menanyakan itu, ternyata katanya tadi siang pas di sekolah dia belajar agama tentang hal2 yang membatalkan puasa, bersetubuh dan keluar air mani dengan sengaja termasuk diantaranya, maka jadi penasaran lah bocah lanang saya yang tahun ini baru memasuki usia 11 tahun itu. Oh… pantesan kata saya dalam hati, yang walaupun sudah dijelaskan secara garis besar oleh gurunya, rupanya anak saya ini tetap membawa segudang penasaran ketika pulang ke rumah. Ckckck……

Saya selalu berpikir seandainya anak saya perempuan mungkin saya tak akan semumet ini menjelaskan masalah pubertas dan seks, paling tidak karena saya juga perempuan itu pasti akan lebih mudah menyampaikannya. Tapi apa daya saya, alhamdulillah selalu karena saya punya dua anak lelaki yang cerdas, sangat kritis, dan untungnya masih mau bertanya dengan mamanya. Artinya mereka masih menganggap saya sebagai narasumber utama yang terpercaya (semoga) untuk melengkapi referensi khazanah kekayaan hidup dan dunia anak-anak mereka yang penuh warna dan tantangan ke depannya. Hahay……. bahasanya bo, kebanyakan stress ala ibu muda gini mah jadinya..

Muter-muter ngomongin masalah itu kemarin sampai sejam lebih, saya berusaha memberikan penjelasan gak hanya dari segi agama dan norma saja, tapi juga dari siklus normal manusia karena anak-anak juga sudah belajar mengenai sistem reproduksi makhluk hidup, jadi semua itu sangat penting agar anak-anak dapat mengenal diri mereka dengan baik, dan dapat lebih menghormati sesama dan juga lawan jenis mereka. Agar mereka tahu bahwa ada batasan dalam pergaulan dan berperilaku.

Membuat saya teringat dulu saat mungkin seusia Fikri saya pernah bertanya dengan saudara tua ayah (kami biasa memanggil beliau Amang) tentang kondom itu apa? Ha… Ternyata buah memang telah jatuh di bawah pohonnya. Skak mat!!

Hmmm…… Begini rasanya setelah “bom waktu pertanyaan rumit” itu akhirnya meletus, menjelaskan masalah pubertas ternyata lebih menakutkan dari menghadapi pubertas itu sendiri. Dan lagi, satu lagi cah lanang cah bagus yang juga menuntut ketabahan mamanya, Raffi minta di sunat liburan bulan puasa tahun ini. Bapaknya panik, belum genap 6 tahun lo, masih TK kecil lo…….

Selalu, bagi saya menjadi ibu adalah enjoying sweet horrible moment, menikmati momen mengerikan yang manissss. 🙂

13 thoughts on “KETIKA ANAK LELAKI MENANYAKAN SEKS

  1. Assalamualaikum …

    Cerita ini semakin menguatkan betapa besarnya tanggung jawab ortu pd anak2nya & pentingnya membaca dan mengetahui banyak hal, salah satunya tentang pendidikan seks untuk anak2 biar bisa jadi tempat anak2 bertanya hingga ia tdk mendapatkan informasi yg salah di tempat yg salah pula.

    Yg sdh mempersiapkan diri aza bisa sebegitu dahsyat reaksinya, apalagi ortu yg ga mau belajar & banyak membaca.

    Like

  2. Ane setuju dengan sikap mbak sebagai ortu, pendidikan seks sejak dini itu penting apalagi di era sekarang ini. Dari pada si anak dapat informasi dari sumber yg gk jelas, mending dapat langsung dari ortu mereka sendiri. Sip deh langkah mbak ini, jauhkan generasi nanti dari free sex!

    Like

  3. Anak2 memang suka menanyakan hal2 yang kurang ia pahami. Termasuk pertanyaan Fikri di atas.

    Nah, sebagai orang tua, kita memang harus menjelaskan apa adanya, tetapi juga dengan bahasa yang halus, dan juga disertai dg penjelasan yg lain supaya si anak bisa mengerti dan memahami.

    Like

  4. Pendidikan Seks sejak dini memang wajib untuk bekal buah hati kita kedepanya, disini ORANG TUA jd Guru Utama. Karena zaman skrg Udah kacau.
    The Best Buat owner Blog ini.

    Like

  5. haduh haduh, penjelasan2 macam itu jangan sampai kedahuluan sama temen2nya, harus guru ato orang tua sendiri yang menjelaskannya. .

    Like

  6. Anak yg kritis emang bagus, tandanya dia mau banyak tahu. Tapi emang bener katanya Mbak, anak kritis memang kalau nanya nggk cukup satu dan nuntut yg ditanya harus lebih tahu 😀

    Like

  7. Cara mba menjelaskan udah bagus kok mba. Jujur apa adanya, dan tetep pake bahasa ala ortu kepada anak. Aku nambah saran aja sih, kalo bisa diajarin juga kalo hubungan laki2 dan perempuan dalam kacamata agama. Misalnya: berdua-duaan antar cowok dan cewek itu nggak boleh, istilah pacaran itu sebenernya nggak ada (biasanya sebagian para ortu malah ngebolehin pacaran asal nggak kebablasan, ini sebenernya spekulasi yang keliru), dan masih bnyak lge. Pokoknya kalo dalam agama Islam peraturan2 nya byk, rinci bgt (keren bgt deh, sampe sedetil2 nya)

    Penanaman hal2 kayak begitu penting menurutku. Apalagi dengan kondisi masyarakat sekarang. Pengaruh2 dari media internet dan televisi rasanya jadi makin parah menanamkan pola pikir yang ujung2 nya mengutamakan nafsu. Tapi kalo mba bersunguh2 mendidik anak, kebaikan yang didapat juga tdk hanya untuk duniawi saja, bahkan sampai liang kubur menutup.

    Maaf mba bahasa saya jadi ruwet bgini. Keseringan nulis essay pas kuliah sekarang hehehe 😀

    Like

  8. @Blackdecember,

    Wah, saya terima kasih banget sudah diberi saran dan masukan sepert ini. Semoga saya tetap bisa amanah sbg ortu dan tetap bisa mengarahkan anak ke jalan yg tidak bertentangan dgn agama.

    Berarti kamu nulis esaix bgus, sy suka komentarmu ini. Sekali lagi thanks, sukses kuliahx yaaa….

    Like

  9. Dan itu memang sangat perlu. karena modernitas sudah tidak bisa dielakkan…
    penyampaian yg keliru jg bsa menjadi ajang percobaan bagi si buah hati.

    thanks sharex ukh

    Like

Leave a comment