KETIKA UANG BICARA

Apa? Apa!! Iya, apa!!!
Kau pikir kau siapa? Hanya karena kau kaya rumah segede istana lalu bisa bertindak seenaknya?!

Oh. . . Oke, aku lupa kalau uang yang kau pelihara dalam sangkar emasmu itu bisa berkembang biak rupanya. Iya, rupanya uang-uang itu telah beranak pinak dengan banyak sehingga kau patut menjadi congkak dan tamak.

Aku sering lupa, kalau ternyata uangmu betina yang hermafrodit itu bisa hamil sendiri meski tanpa dibuahi. Dari sejuta saat dipinjam tetangga ia menjelma jadi 2 juta, lalu jadi 4 juta, hingga digit di kalkulator murahan tak lagi mampu membilangnya.

Kau mampu membeli dan memiliki segalanya, melakukan apa saja, bahkan tega menindas siapa saja. Rupanya kau juga kehilangan rasa takutmu, karena semua juga tahu bahwa uangmu juga bisa bicara dan siap membelamu mati-matian. Uangmu mampu membungkam mulut-mulut yang hendak mengabarkan kedok kelicikanmu.

Ah. . . Rupanya kini uang berkelamin ganda yang pandai beranak itu juga pandai bicara dan bersilat kata. Bahkan kepiawaiannya mengolah kata melebihi pujangga dan melewati lihainya putar balik makna ala pengacara.

Lalu uangmu itupun kini juga mulai belajar berjalan dan ku tahu ia kemarin singgah di kantong jubah pak jaksa agar kiprah korupmu tak diketahui publik.

Tempo hari juga uang mu nangkring di dompet pak direktur agar jabatanmu bisa segera menanjaki posisi bonafide cepat kena program promosi di kantor dan serta merta melengserkan relasi-relasi yang menjadi pesaingmu.

Dulu-dulu juga uangmu pernah masuk ke dompet-dompet instansi-instansi penting agar kelak kau bisa menjadi orang yang berdasi

Beberapa hari yang lalu uang itu juga merangsek menjejali peti-peti harta para aparat ketika hendak mengungkap kejahatanmu yang keparat.

Dan hari ini ku lihat uangmu mengalir ke dalam kantong-kantong lusuh pedagang pasar yang kelak akan kau cekik lehernya bila ia tak bisa membayar bunganya.

Juga hari ini aku saksikan uangmu yang pandai beranak pinak, bisa berjalan pun juga lihai bicara itu telah membuat seorang pegawai kantor milik negara itu tidak jadi menunaikan tugas yang diamanahkan orang banyak padanya.