Antara Aku, Kamu dan Istrimu

Hujan yang mendadak seperti bola digulirkan dari langit, jatuh tiba-tiba dengan lebatnya padahal sesaat lalu cuaca amat sangat panasnya, membuatmu menghela nafas dan mengeluh jenuh. Dan lagi, kita terjebak di pelataran sebuah kafe, saat jam pulang kerjaku sore ini bertabrakan dengan kau yang justru baru hendak berangkat.

Entah ini sore yang ke berapa dalam nyaris setahun kebersamaan kita.

“Sofia,” Kau menyebut namaku lirih, aku menatapmu mendengarkan saat kita duduk di kursi dalam kafe.

“Aku bosan, aku muak dengan Rina, bahkan menenangkan tangis Mamat saja dia tak bisa. Dan dasternya itu, bau sekali, tak sedikitpun ia dapat senyum bila aku datang.”

Keluhmu masih tak jauh beda saat curhat-curhat semacam ini mengawali dan mengikat kebersamaan kita. Rina, istrimu yang ku tahu adalah wanita yang amat santun dan penyayang itu. Adakah ia kewalahan menghadapi Mamat, anak ke 4 mu yang masih kecil itu? Rasanya hati kecilku mau bertanya; di lebaran yang ke berapa kau pernah membelikan baju baru untuk istrimu?

Tapi semua ku simpan saja, anggaplah aku berdosa karena merasa mensyukuri keadaan ini. Suara hati dan nuraniku hilang seperti bunyi kendaraan di luar sana yang lenyap di telan hujan yang kian deras menjemput senja.

Kau menyeruput tegukan terakhir kopi pahit tanpa gula dan dengan gelisah melihat jam di tangan.

“Aku harus kerja Sof, aku ada jas hujan kok, kamu kalo pulang hati-hati, jalannya licin dan terendam.”

Ah, mas Budi, mungkin inilah yang dapat membuatku membuka hati di usia lajang 35 ini. Kamu tak pernah berpura-pura dan respek berlebihan pada wanita karier berjabatan tinggi seperti aku. Kamu tak seperti pak Reno atau Aldy teman sejawatku yang berusaha mendekatiku, dan mundur teratur saat aku naik satu tingkat menjadi atasannya. Kau cuek saja dengan profesimu sebagai satpam di sebuah pusat perbelanjaan.

Sampai-sampai di setiap pertemuan di akhir pekan Sabtu-Minggu kita sedia membaur cumbuan, saling bertukar keringat dalam satu lenguhan yang sama.

Tak dapat ku pungkiri, di balik kesuksesan yang ku raih dan keangkuhan yang setengah mati ku pelihara, ternyata aku hanyalah seonggok daging dan tulang yang nyaris beku sampai kamu datang menyalakan percik api itu; dan kita suka rela hangus bersama-sama.

Aku tak perlu merasa peduli pada mbak Rina dan ke 4 anakmu. Toh aku tdk pernah meminta materi darimu, hubungan ini tak akan mengeruhkan kolam dapur Rina yang memang selalu surut tak pernah pasang. Juga tak akan mengurangi anggaran uang jajan dan biaya sekolah anak-anakmu.

Aku hanya perlu tempat membagi kesunyian rumahku yang besar dan ku huni seorang diri ini. Aku hanya butuh sebuah tempat untuk menepi dari keramaian ibu kota. Aku hanya butuh teman. . . Teman yang dapat membuatku nyaman, walau ku tahu itu artinya aku melegalkan perselingkuhan.


“Rina!” Itu suara kerasmu saat bertengkar dengan istrimu, yang mana ia berusaha mati-matian menahan airmatanya. “Aku sudah bosan Rin, aku mau kita pisah saja!”

Tapi aku tahu dan Rina juga tahu bahwa ini adalah segitiga tak sama sisi yang mulai menyakiti. Dan lagi, ke 4 anak manusia itu menjadi alasan untuk bertahan.

Tapi. . . Aku juga pasti menyuruh kamu pulang saat ku tahu waktu membatasi kau dan aku. Apa yang dapat ku pahami di usia sedewasa ini terlambat memaknai cinta?


“Sofi, kamu masih di kantor? Aku menunggumu di rumah, kita makan malam, daging di kulkasmu aku masak ya?”

Terngiang lagi suaramu saat menelponku setengah jam yang lalu. Di suatu sore yang hening itu aku tersandar di toilet kantor. Tespack di tangan kiriku menampilkan dua garis merah sejajar. Ah!

Cinta?

Aku memegangi perutku, ada setetes bening di sudut mataku.

26 thoughts on “Antara Aku, Kamu dan Istrimu

  1. Assalamualaikum wr wb.

    Cerita ini mungkin fiksi, tapi nyatanya banyak terjadi. Salah satu hal yg banyak terjadi adalah di awali pertemuan di dunia maya.

    Like

  2. Wah..
    saya mah, malah kasihan sama mbak rina dan 4 anaknya. mbak sofi sebaiknya jangan terlalu dekat deh sama mas budi. hehe..

    bingung komentnya. temanya tentang cinta triangle. hehe..

    Like

  3. ya begitulah kejamnya dunia mbk…akan tetapi tinggal kita sendiri yang harus bisa menempatkan diri di posisi yang terkait dengan perselingkuhan intinya kita harus punya prinsif hidup supaya terhindar dari perselingkuhan.. 🙂

    selamat pagi & selamat menjalankan rutinitas mbk..

    Like

  4. Wah bisa panjang itu urusanya…
    knapa sofia..??
    tlng bilang padanya gak da laki2 lain apa ??
    Kasihan rina,,tak banyak pilihan slain berusaha bertahan…sebab gak mungkin suaminya ceraiin dia bawa ke empat anaknya…

    he he he jd emosi nih…

    Like

  5. selamat pagi bos..
    .
    [Ane nyimak aja, maaf masih banyang setoran kunbal..
    .
    SurupuuuuuuT kopinya.
    .
    Orang bejo pasti folbek.
    Di tunggu folbeknya]

    Like

  6. Waduw…ketiwasan, dah garis merah dua ne…., gmna dg Rina dan ank" nya?
    Wah ne suami gila amir ya, ank 4 mlh bikin ank lgi, sama jande lagi..(tu janda kebangetan amir bun….)

    smog ne comt nyangkut, ga ky tdi pgi…bismilah…

    Like

  7. puisi cinta karya anggota gerwani sudah diterbitkan bun, backlink mengarah ke blog ini.

    Dapet posisi 5 besar di google.
    Dicek aja silahkan,ketik di google :

    puisi cinta karya anggota gerwani

    Like

  8. Hargailah istrimu
    Tak mungkin selingkuh itu bisa legal kalau sudah berumah tangga
    Makasih buat ceritanya mbak
    Bisa diambil hikmahnya dari cerita diatas 🙂

    Like

  9. mbok ya yang sudah punya isteri jangan suka "Gatel" 🙂
    Telah diterbitkan Posting: TIM JURI INDEPENDEN | MOTIVASI DARI DAN UNTUK PENGGUNA MYWAPBLOG

    Like

  10. Kunjungan malam sob :mrgreen:

    Ijin Meramaikan aja dlu ya , cz.a lagi buru2

    Kunbal ya
    Ada post baru ni
    Trik Internet gratis xl combo dan indosat angkat anak gajah 24 sampai akhir Oktober 2013 Dan Kumpulan Game HD android

    Like

  11. assalamu alaikum wr.wb,,,slamata mlem smuanya,,,sallam kangen buat smuanya N sallam nyimak brow,,,

    Like

Leave a comment