Sorry. . .
Judul di atas bukan bermaksud meniru kata-kata dari sebuah lagu, tapi karena itulah yang dapat mewakili postingan kali ini.
Hm. . . Mendengar kata gratis, siapa yang tidak melebarkan telinganya dan kalau ada kata GRATIS tertera di mana pun itu pasti mata yang mengantuk bisa terbelalak lagi. Nah lo. . . Hayo. . . Jujur aja deh, apa lagi di jaman uedan yang serba sulit dan apa-apa yang dapat dinilai dengan uang telah jadi mahal seperti sekarang ini.
Sebutlah yang paling akrab di dunia maya ini seperti internet gratis, atau di mall beli dua gratis satu. Yang ini mah kesukaannya kaum hawa. Tapi yang paling membuat saya gembira dan berlega hati adalah tentang adanya program pendidikan dan jaminan kesehatan gratis.
Terbayang nantinya anak-anak saya dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan meraih cita-cita mereka tanpa biaya. Tentu saja saya sangat berbahagia mendengar tentang kabar itu seperti dari tayangan-tayangan TV selama ini.
Tapi biasanya, harapan tak sesuai realita, cita-cita kadang berseberangan dengan fakta, pun rencana masih sekedar wacana.
Meski pemerintah sudah berusaha menerapkan program pendidikan gratis dan juga anggaran khusus telah tersedia untuk memuluskan rencana ini, tetap saja, jamak kita temui praktek nyata di lapangan tak sesuai dengan yang dicanangkan.
Meski iuran bulanan semisal SPP atau BP3 (dulu jaman saya sekolah disebut begitu) sudah ditiadakan untuk pendidikan dasar 9 tahun, tapi toh tetap saja kita masih direpotkan dengan biaya seragam dan penebusan buku pelajaran, malah ada pungutan uang pangkal untuk kursi.
Dan kalau dikalkulasi biaya tetek bengek dan remeh temeh semacam itu lumayan menguras kantong, ironisnya lagi, saban tahun angkanya terus menanjak naik.
Kalau saya pribadi sih tak ambil pusing karena masih mampu dan pendidikan adalah prioritas yang diutamakan dalam kehidupan. Tapi kalau si orang tua murid kerjanya hanya sebagai buruh tani di ladang orang yang harus menghidupi 6 orang anak, bagaimana? Atau orang tua yang sangat ingin menyekolahkan anaknya tapi terkendala karena beliau hanya seorang kuli berpenghasilan tak pasti walau cuma sekadar mengganjal perut lapar hari ini? Atau seorang ibu single parent yang menyambung hidup hanya sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah?
Semua itu akan jadi cerita berbeda saat (lagi-lagi) kemiskinan jadi kendala. Padahal, memperoleh pendidikan yang layak merupakan hak paling asasi dari setiap anak, tak peduli anak orang berada atau dari kalangan tak punya, SEMUA BERHAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN.
Lalu kenapa masih saja mengelu-elukan slogan PENDIDIKAN GRATIS? Bila kenyataan amat sangat bertolak belakang dengan program yang diterapkan. Kenapa masih saja menggaungkan jargon-jargon persuasif bahwa anak-anak jalanan harus kembali bersekolah? Kenapa kita jadi seakan-akan ‘mengadopsi bahasa tipu daya ala iklan’ dan menjadikan masyarakat kelas bawah sebagai korban?
Kenapa tak diganti saja kata gratis menjadi ‘program pendidikan murah semoga semua bisa makan bangku sekolah’. Agar harapan-harapan jutaan jelata tak terlalu dilambungkan hingga batas angkasa untuk kemudian dihempaskan dalam palung ketidakmampuan.
Ya sayang, tak ada yang benar-benar gratis abang.
Itu Betul Sekali,
Saya saja Masuk SMK bayar 3 Juta , 2 juta Lagi Belum Di bayar karena gk punya …
Biaya menjadi penghancur cita cita anak bangsa
LikeLike
bener tuh tante, mending di ganti saja slogannya..
Pendidikan dan akses internet di negara kita paling mahal.
Btw,kasian tuh buruh tani yah bun,masuk postingan.. Hehe..
LikeLike
Dulu pengen sekolah, tapi tak punya biaya, terpaska kerja, alhamdulillah setelah uang terkumpul saya bermaksud meneruskan sekolah lagi, tapi karena saya sudah tua, saya malu jadi anak sekolah lagi, ahirnya saya memutuskan sekolah di pp
tapi di pp juga tidak lama, kerena kabelet kawin xixixi
LikeLike
Iya juga ya..kenapa masih saja menerapkan slogan GRATIS, padahal semua itu tak sesuai fakta d lapangan yg ada, atau memang mungkin cuma acap bibir semata ?
LikeLike
Assalamualaikum wr wb.
Yg pertama kali di didik adalah jiwa2 para pengemban amanah yg sering serakah mengambil hak orang lain.
Ada kok pendidikan yg benar2 gratis dari uang. Yaitu pelajaran yg kita ambil dari kehidupan.
LikeLike
Saya bersyukur dalam kehidupan orang tua saya bisa lulus SMK dan alhamdulillah langsung berkerja dilapangan, dan Sudah bisa menikmati uang dari keringat saya sendiri. .
Emang benar kata sist, gak ada yang gratis,kata siapa kalau gratis,semua masih mengeluarkan uang
LikeLike
Pada dasarnya misi pendidikan adalah membebaskan manusia dari kebodohan. Karena kebodohan sering beriringan dengan kehinaan, kemiskinan dan keterbelengguan, maka pendidikan juga dimaksudkan untuk melepaskan manusia dari derita lahir bathin. Dalam bahasa Al-Qur'an, pendidikan (fungsi ilmu), adalah untuk meningkatkan derajat manusia.
Tapi kenyataannya setelah itu pendidikan lepas dari kodrat manusia, ketika pendidikan menjadi komoditas. Hukum ekonomi jadi berlaku, karena pendidikan memiliki tarif yang bervariasi sesuai mutu sarananya. Maka, pendidikan dalam perspektif ini menjadi milik orang kaya. Artinya, pendidikan berkualitas hanya menjadi milik mereka yang mempunyai uang. Sementara orang miskin hanya bisa menikmati lembaga pendidikan murahan. Kondisi ini terus bergulir hingga situasi yang mengharukan. Lapangan kerja yang baik hanya tersedia bagi mereka yang berpendidikan baik. Sebaliknya, lapangan kerja kasar menjadi milik mereka yang berpendidikan rendahan. Ironis memang.
…Sekolahpun keliru bila ia tidak tahu diri bahwa peranannya tidak seperti yang diduga selama ini. Ia bukan penentu gagal tidaknya seorang anak. Ia tak berhak menjadi perumus masa depan. Ia tahu hasil 2+2=4, tapi tak tahu mengapa 2×2 juga sama dengan 4.
santun pagiku Bunda, ma'af ikut meracau di sini
LikeLike
@Taofiqussalam,
mk jadilah lingkaran setan yg tak pnh brakhir. Membuat smakin benar lagu Bang Haji: Yg kaya makin kaya yg miskin makin miskin.
Thanks dan TOP dah atas racauanx.
LikeLike
Benar banget tuh mbak
Tak ada yang gratis
Gratis hanya cuma wacana saja
Kenyataannya msih bnyak yg harus dibayar
LikeLike
begitulah yang namanya manusia munafik, ,
LikeLike
Bangsa ini semakin parah… Sedih rasanya.
LikeLike
Kalau orang jawa bilang. JER BASUKI MAWA BEA. Segala sesuatu untuk mencapainya hrs dg biaya . Tak ada yg gratis. Apalagi sekolah gratis. Seperti janji seolah tinggal janji. Di sisi lain hanya bisa menghela nafas karena sesak di dada. Mau makan aja susah apalagi sekolah atau kuliah. Daripada resah yah bisanxa cuma pasrah.
LikeLike
nyimak aja gan , , , ,
Kunball ya 😀
LikeLike
selamat pagi kawan jangan
lupa kunbal nya.
LikeLike